
Sumatera Utara, sebuah provinsi yang kaya akan sejarah dan kebudayaan, juga merupakan tanah kelahiran beberapa pahlawan nasional yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Bagi Anda, anak Medan dan sekitarnya, mengenal para pahlawan ini bukan hanya soal memahami sejarah, tetapi juga membangun rasa cinta terhadap tanah air. Berikut ini adalah lima pahlawan nasional dari Sumatera Utara yang perlu Anda ketahui.
1. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, Hubang Hasundutan pada 18 Februari 1845. Dia adalah pemimpin legendaris masyarakat Batak bermarga Sinambela, dan memiliki gelar Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Sisingamangaraja XII naik tahta menjadi raja pada tahun 1876 menggantikan ayahnya. Penobatannya sebagai raja bersamaan dengan masuknya Belanda ke Sumatera Utara.
Belanda berusaha melakukan monopoli dagang di Bakkara. Hal itu memicu perlawanan dari masyarakat sehingga meletus Perang Batak yang dipimpin Sisingamangaraja XII. Sisingamangaraja XII wafat di Dairi, 17 Juni 1907. Awalnya jenazahnya dimakamkan di Tapanuli Utara, namun pada 1953 dipindahkan ke Balige. Sisingamangaradja XII ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.
2. Jenderal Besar Abdul Haris Nasution (AH. Nasution)

Lahir di Kotanopan, 3 Desember 1918 dan meninggal di Jakarta, 6 September 2000. Jenderal AH Nasution adalah salah satu tokoh dalam militer Indonesia. Dia ahli dalam Perang Gerilya dan pernah menyandang sejumlah jabatan penting seperti Panglima ABRI hingga Menteri Pertahanan dan Keamanan. Jenderal AH Nasution juga menjadi salah satu target pembunuhan dalam Gerakan 30 September. Pada malam itu, dia berhasil melarikan diri. Namun nahas, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean justru menjadi korban. Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan pada 6 November 2002.
Baca Juga :
5 Jenderal TNI AD Kelahiran Medan dengan Karier Gemilang
3. KH. Zainul Arifin

lahir di Barus, Tapsel, 2 September 1909. Zainul Arifin aktif sebagai aktivis keagamaan sepanjang hidupnya. Selain juga menjadi Ketua DPR Gotong Royong (DPRGR). KH. Zainul Arifin gugur akibat upaya pembunuhan pemberontak DI/TII. Saat itu, Zainul Arifin sedang Shalat Idul Adha di samping Presiden Soekarno pada 14 Mei 1962. Dalam penembakan itu, sebenarnya Presiden Soekarno yang menjadi target pembunuhan. KH. Zainul Arifin akhirnya menghembuskan napas terakhir 10 bulan setelah penembakan, yaitu tepatnya pada 2 Maret 1963. Dia ditetapkan Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963.
4. Haji Adam Malik

lahir di Pematang Siantar pada 22 Juli 1917. Dia dikenal sebagai seorang diplomat ulung dengan sejumlah jabatan penting. H. Adam Malik pernah menjadi Menteri Luar Negeri pada 1971. Selain itu dia juga orang Indonesia pertama yang menjadi Ketua Majelis Umum PBB yang ke-26. Haji Adam Malik wafat di Bandung pada 5 September 1984 dan dimakamkan TMP Kalibata, Jakarta. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional dilakukan pada 6 November 1998.
Baca Juga :
Mengenang Jasa 7 Pahlawan Nasional Asal Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
5. Tahi Bonar Simatupang

Tahi Bonar Simatupang lahir di Sidikalang pada 28 Januari 1920. Dia merintis karir militer pada tahu 1942 saat diterima sebagai anggota KNIL di Bandung. Sejumlah jabatan penting di dunia militer Indonesia pernah disandangnya. Di antaranya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (1948-1946), Kepala Staf Angkatan Perang (1950-1954), dan Penasihat Militer di Departemen Pertahanan (1954-1955). TB. Simatupang wafat di Jakarta pada 1 Januari 1990. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2013.
Kesadaran tentang sejarah dan pengorbanan para pahlawan nasional ini penting untuk dijaga dan dilestarikan, terutama bagi generasi muda di Sumatera Utara. Mengenal lebih dekat para pahlawan nasional dari tanah kelahiran tidak hanya meningkatkan rasa nasionalisme, tapi juga menjadi sumber inspirasi untuk berkontribusi bagi bangsa. Sebagai anak Medan dan warga Sumatera Utara, mari kita terus mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kejayaan Indonesia.
Ikuti