Pernikahan merupakan momen spesial bagi setiap orang. Yang terpenting, mempelai wanita ingin tampil istimewa dan glamor di hari pernikahannya. Meski demikian, masih banyak pengantin yang memilih mengenakan pakaian adat dan aksesorisnya.
Tentu saja, saat menikah Anda harus tampil cantik, terutama agar mempelai wanita terlihat anggun dengan mengenakan gaun dan mahkota. Ternyata mahkota yang dikenakan kedua mempelai tidak hanya terlihat anggun, namun juga memiliki arti tersendiri, apalagi jika digunakan sesuai dengan adat masing-masing daerah.
Bulang adalah mahkota berbentuk tanduk bersusun emas yang biasa dikenakan oleh pengantin mandailing Sumatera Utara. Bulang terdiri dari beberapa tingkat, ada yang sampai 7. Menurut berbagai sumber, tinggi tutup kepala melambangkan jumlah hewan kurban yang disembelih saat upacara adat.
Konon, hiasan kepala dulunya terbuat dari emas murni dan beratnya mencapai 8 kg. Apakah tidak cukup berat untuk dikenakan pada pengantin wanita? Bulang emas yang dikenakan di kepala mempelai wanita terlihat cantik dan berkilau. Seperti emas, itu melambangkan keagungan, kebangsawanan, dan simbol status seseorang.
Baca Juga :
Mengenal Bagas Godang Rumah Adat Suku Mandailing
Selain itu, ada tiga jenis bulang pengantin yang biasa dikenakan oleh calon pengantin, antara lain bulang pengantin babo tiga lapis, bulang pengantin bambeng dua lapis, dan bulang pengantin tak bertingkat. Namun seiring berjalannya waktu, bulang modern konon semakin ringan karena banyak dimodifikasi.
Mahkota emas yang megah ini juga mencerminkan kesabaran dan kemuliaan serta merupakan simbol status sosial. Jika mempelai wanita mengenakan hiasan kepala, maka mempelai pria mengenakan ampu, yaitu topi khas pengantin pria mandailing.
Tak hanya bentuknya yang unik, warna hitam pada ampu juga memiliki arti tersendiri. Hitam terkait erat dengan fungsi magis. Hiasan emas pada ampu, melambangkan keagungan dan kebesaran orang yang memakainya.
Baik bulang maupun ampu merupakan lambang mahkota raja dan ratu Mandailing dan Tapanuli Selatan yang dikenal sejak zaman dahulu. Keberadaannya masih dilestarikan, salah satunya pada saat prosesi pernikahan adat Mandailing.
Ikuti :