
Suku Batak Mandailing dan Angkola Sipirok, khususnya yang beragama muslim, masih kerap melaksanakan tradisi leluhurnya.
Tradisi ini sebenarnya masih disoal. Sebab, sedikit saja bergeser, maka berpotensi menyebabkan kemusyrikan. Sehari sebelum Ramadan. Dari dapur-dapur rumah warga kerap tercium aroma wewangian.
Hasil rebusan beberapa rempah-rempah tersebut segera akan dijadikan prosesi mandi keramas menyambut kehadiran bulan suci Ramadan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya tradisi marpangir (mandi pangir) atau balimo (mandi jeruk limau) sudah dijadikan sarana bersih bersih diri.
Baca Juga:
5 Tempat Wisata Sejarah Suku Batak Toba di Samosir dan Tobasa
Untuk mandi itu, warga memilih melakukannya di lokasi-lokasi pemandian alam. Khusus untuk di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara, salah satu daerah tujuan adalah Desa Aek Sijorni Kecamatan Sayur Matinggi. dengan ketersediaan sungai kecil yang mengalirkan air jernih dan sejuk.
Karena, kegiatan mandi pangir tersebut juga memiliki khasiat pada tubuh, bukan untuk kemusyrikan yang menimbulkan dosa, sehingga mandi pangir jadi budaya. Dengan kata lain bahan pangir yang diramu sendiri atau dibeli dari pasar dan dipakai untuk mandi, tanpa ritual atau mantera-mantera (syarat-sayarat tertentu).
Ramuan Pangir
Komposisi ramuan pangir biasanya perpaduan dari beberapa potong jeruk purut / jeruk limau. Ditambah mayang pohon pinang, beberapa helai daun pandan, daun nilam, akar pohon usar dan lainnya.
Kesemua itu, secara sederhananya direbus dengan air sampai mendidih dan mengeluarkan aroma wangi yang khas.
Ikuti: