Lapangan Medan Merdeka adalah alun-alun kota. Dulu, orang bisa masuk dari berbagai arah sebelum pusat kuliner “Merdeka Walk” dibangun di bagian depan lapangan. Lapangan ini berperan penting dalam sejarah perkembangan kota Medan.
Terletak di kawasan titik nol Medan, Lapangan Merdeka punya momen-momen penting untuk dikenang. Lapangan Merdeka yang dipugar sebagai paru-paru kota dan ruang publik ternyata punya sejarah panjang.
Secara administratif, lokasnya berada di kecamatan Medan Petisah. Lapangan Merdeka dikelilingi oleh berbagai bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda, antara lain Kantor Pos Medan, Hotel De Boer (Dharma Deli), gedung Balai Kota Lama, dan gedung Javasche Bank (Bank Indonesia). Pohon trembesi yang sudah ada sejak zaman Belanda juga ditanam di sekitarnya.
Berikut beberapa fakta sejarah Lapangan Merdeka :
1. Aktif digunakan sejak tahun 1880 pada masa penjajahan Belanda dan berganti nama pada masa pendudukan Jepang
Jika ditinjau kembali, perencanaan pembangunan Lapangan Merdeka sejak tahun 1872 sejalan dengan pemindahan Kesultanan Deli dan pusat administrasi bisnis 13 perusahaan perkebunan dari Labuhan Deli ke Medan.
Lapangan tersebut telah digunakan secara aktif sejak 1880. Pada zaman Belanda disebut De Esplanade. Berbagai peristiwa bersejarah terjadi di Lapangan Merdeka, antara lain upacara penyambutan pilot yang pertama kali mendarat di Medan pada 22 November 1924.
Kemudian, pada tahun 1942, nama Esplanade diubah menjadi Fukuraido, yang juga berarti “lapangan di tengah kota” dan memiliki fungsi yang sama sebagai tempat upacara resmi pemerintah.
Setelah Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945, diadakan pertemuan besar di Fukuraido pada tanggal 6 Oktober 1945, dimana berita Proklamasi Indonesia secara resmi diumumkan dan dibacakan oleh Gubernur Sumatera, Muhammad Hasan. Pada tanggal 9 Oktober 1945, Fukuraido berganti nama menjadi Lapangan Merdeka dan diresmikan oleh Walikota Medan, Luat Siregar.
Baca Juga :
Tempat Berbuka Puasa Yang Asyik dan Enak Di Kota Medan
2. Dulunya ada Monumen Tamiang dan Jambur Karo
Kemudian, sekitar tahun 1950, ada juga Monumen Tamiang di Lapangan Merdeka yang didirikan oleh pemerintah Belanda untuk memperingati tentara Belanda yang menjadi korban Perang Tamiang (1874-96). Jika diamati pada sebelahnya terdapat sebuah geriten (jambur Karo) yang kini juga telah tidak ada.
3. Jadi pusat kota dengan berdirinya berbagai bangunan pemerintahan peninggalan kolonial
Secara administratif, lokasi tersebut berada di Kecamatan Medan Barat. Lapangan Merdeka dikelilingi oleh berbagai bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda.
“Dulu pusat perdagangan itu ada di Labuhan, jadi diperkirakan Labuhan tidak bisa berkembang karena merupakan daerah rawa. Kemudian pergilah ke titik nol di Lapangan Merdeka. Kantor walikota Medan, hotel, bank, kantor pos, kereta api dibangun di sini. Kemudian menjadi pusat Lapangan Merdeka,” jelasnya.
Menariknya, Lapangan Merdeka dikelilingi oleh pohon Trembesi yang tumbuh di sana sejak zaman Belanda.
4. Akan dibangun tempat parkir bawah tanah
Revitalisasi itu sendiri membawa pendekatan historis pada lanskap perkotaan. Parkir bawah tanah atau basement juga akan dibangun di Lapangan Merdeka.
“Konsep utamanya adalah melestarikan ruang kota bersejarah dan mengkontekstualisasikan dinamika perkotaan kontemporer,” kata Suhardi Hartono, arsitek yang bertanggung jawab atas revitalisasi Lapangan Merdeka Medan, seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Medan.
Selain itu, lanjutnya, revitalisasi ini menjaga nilai sejarah dan karakter Lapangan Merdeka, termasuk pelestarian pohon-pohon tua. Revitalisasi ini juga termasuk parkir bawah tanah.
5. Menghubungkan Kesawan, Lapangan Merdeka, dan Stasiun Kereta Api
Walikota Medan Bobby Nasution mengatakan revitalisasi Lapangan Merdeka melengkapi pembangunan kembali kota tua Kesawan. Bobby berharap kebangkitan ini juga akan menciptakan keterhubungan antara Kesawan, Lapangan Merdeka, dan stasiun kereta api.
“Masalah parkir di kawasan ini akan teratasi dengan revitalisasi, dengan membangun pusat parkir bawah tanah,” katanya. Sebelum revitalisasi dimulai, Lapangan Medan Merdeka kosong pada 20 Juni 2022.
Lapangan Merdeka bukan hanya alun-alun kota tetapi juga instrumen sejarah dengan perubahan kota Medan yang mengubah makna sejarah dan nilai Lapangan Merdeka. Lapangan Merdeka harus tetap Merdeka, yang akan dikenang setiap generasi selamanya.
Ikuti :