![](https://batakita.com/wp-content/uploads/2022/10/Maria-Edit-95.png)
sumber gambar : budaya-indonesia.org
Tidak hanya terkenal akan seni ukirnya, suku Batak juga memiliki alat musik spiritual bernama Tulila. Tidak banyak yang tahu apa itu Tulila. Satu di antara pemusik batak, Hardoni Sitohang menyebutkan Tulila bukan sekadar alat musik. Iramanya bagaikan bunyi suara burung yang dipakai sebagai media komunikasi dengan alam dan Tuhan.
Alat musik satu ini nyaris saja tidak dikenali oleh muda-mudi bangsa Batak. Memang mirip seperti seruling, tapi jika diperhatikan akan terlihat beda yakni pada susunan lubang serta ukurannya lebih kecil.
Pada zaman nenek moyang alat musiknya digunakan untuk menciptakan musik penyembahan dan pemujaan terhadap Tuhan pencipta semesta. Oleh karenanya, Tulila disebut sebagai alat musik spiritual dalam upacara adat Suku Batak.
Baca Juga : Mengenal Sejarah Aksara Batak dan Penyebarannya
Mungkin sebagian kita pernah mendengar suara Tulila, ataubahkan secara gak sadar pernah melihat Tulila dimainkan bersama dengan gondang atau uninguningan di saat ada acara pernikahan adat Batak.
![](https://batakita.com/wp-content/uploads/2022/10/image-241.png)
Pada awalnya alat musik tersebut digunakan sebagai bentuk interaksi dengan Tuhan. Tidak hanya itu, permainannya juga digunakan pada beberapa upacara adat khas suku Batak asli untuk mengiringi upacaranya.
Penggunaannya dalam interaksi kepada Tuhan biasa dilakukan manusia di setiap situasi. Bisa dibilang, ini merupakan media curhat kepada Tuhan baik keadaan senang, sedih, meminta sesuatu layaknya hujan atau cuaca cerah.
Alat musiknya juga dipakai untuk meluluhkan hati dari wanita sombong Batak di zaman dahulu. Jika lelaki batak sedang memainkan alat musiknya, lalu wanita mendengar iramanya maka keduanya akan saling dipertemukan.
Pertemuan tersebut terjadi karena seorang wanita yang mendengar irama tersebut akan mencari sumber suaranya. Seorang wanita sombong yang mengikuti irama tersebut akhirnya akan meminta maaf atas kesombongannya. Pada budaya batak lainnya, alat musik spiritual ini juga digunakan untuk sambutan bertamu ke rumah wanita. Bertamu di sini memiliki arti mengikat tali merah antara wanita dengan pria yang datang.
![](https://batakita.com/wp-content/uploads/2022/10/image-242.png)
Tingkat spiritual dari gawai musik ini juga dibuktikan dengan keberadaannya yang muncul di alkitab. Padahal, alkitab sendiri dibuat jauh sebelum leluhur suku Batak menemukan alat musik Tulila.
Nilai-nilai spiritual dari Tulila terus dihadirkan untuk mengenang dan berinteraksi kepada Tuhan. Meskipun, saat ini alat musiknya hanya diperdengarkan ketika ada acara tertentu, serta digunakan untuk mengusir burung di sawah.
Kesenian Suku Batak sepertinya tidak akan habis jika diceritakan, berbagai hal memiliki fungsi spiritualnya masing-masing. Termasuk Tulila yang digunakan sebagai media interaksi kepada Tuhan pada zaman leluhur suku Batak.
![](https://batakita.com/wp-content/uploads/2022/10/image-243.png)
IKUTI KAMI :
Baca artikel menarik lainnya di – batakita.com
sumber : tobaria.com