Perkebunan merupakan penyumbang devisa tertinggi di sektor pertanian karena sebagian besar merupakan komoditi ekspor. Seperti minyak kelapa sawit yang merupakan devisa tertinggi penyumbang ekspor yang luasan arealnya terbesar di dunia. Makanya tidak heran komoditi perkebunan asal Nusantara selalu ditargetkan untuk ranah ekspor.
Sumatra Utara (Sumut), khususnya Kota Medan dikenal punya sejarah panjang tentang perkebunan di Indonesia. Kota ini menyimpan banyak cerita yang menjadi saksi bisu perkembangan majunya perkebunan di Pulau Sumatra.
Museum Perkebunan Indonesia (Musperin) yang didirikan tanggal 10 Desember 2016 yang terletak di Jalan Brigjen Katamso Medan merupakan museum sejarah perkebunan satu-satunya di Indonesia yang memiliki 300 benda koleksi peninggalan perkebunan zaman kolonial Belanda.
Di museum ini, pengunjung bisa melihat bagaimana perkembangan perkebunan di Indonesia dari masa lampau hingga saat ini. Museum ini dibangun di sebuah bangunan yang menggunakan struktur peninggalan sejarah bernama Gedung AVROS.
AVROS sendiri merupakan akronim dari Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Ooskust van Sumatera, organisasi gabungan beberapa bangsa Eropa di Indonesia yang mengurusi perkebunan Sumatra Timur yang berdiri tahun 1911.
Di museum ini pengunjung akan disuguhkan oleh beragam kekayaan komoditas yang ada di Tanah Air. Mulai dari kopi, teh, tembakau, kakao, hingga kelapa sawit.
Masing-masing komoditi tersebut dibuatkan ruangan khusus, sehingga pengunjung bisa puas mendapatkan informasi. Pengunjung akan disajikan beragam informasi tentang komoditi itu, lengkap hingga pengetahuan soal lokasi perkebunan dan bermacam-macam hasil olahannya.
Di museum ini, pengunjung juga bisa melihat proses pembuatan coklat, pembuatan lilin bahkan pembuatan kosmetik. Bahkan ke depannya, pihak pengelola akan membuat suatu paket tur untuk mengajak pengunjung memilah tembakau, melihat kebun teh, menyadap karet dan melihat pengolahan kelapa sawit secara langsung di perkebunan.
Sebelum memasuki Museum kita akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 8000,-/orang dan Rp 5000,- untuk rombongan diatas 20 Orang. Sebuah gambar “Ikuti Aku dan Jagalah Kebersihan” di lantai museum, menjadi sebuah petunjuk arah untuk kita mengelilingi Museum ini.
Selain itu Museum ini mempunyai beberapa koleksi yang berada di halaman, sangat cocok untuk kalian jika ingin berfoto-foto, diantaranya yaitu :
1. Pesawat Terbang Penyiraman Tembakau (Agricultural Airoraft)
Model Piper Pawnee PA-25 ini didatangkan dari Lock Haven, Pennsylvania, USA pada tahun 1958. Digunakan untuk penyiraman pestisida pada tanaman tembakau Deli. Pesawat ini beroperasi selama 49 Tahun.
2. Lokomotif Merek Durco & Brauns
Dibuat tahun 1940 dari Belanda. Kepala Kereta Api ini memiliki kapasitas 80 PK. Terakhir kali dioperasikan oleh PTPN IV pada Mei 1996.
3. Montik (Kepala Kereta)
Buatan Schoma dari Jerman. Memiliki panjang 370 cm, Tinggi 250 cm dan lebar 140 cm. Lori dapat dipergunakan untuk mengangkut sawit hingga kapasitas 50 Ton. Angkutan ini dipergunakan oleh PT Socfin Indonesia, untuk mengangkat buah sawit di perkebunan Aek Loba di tahun 1982 s/d 2015.
FOLLOW US
Baca Artikel Menarik Lainnya di – batakita.com
sumber : merdeka.com