Tandok adalah alat hantaran atau wadah yang terbuat dari anyaman bayon atau pandan. Dalam Bahasa Batak menganyam disebut mangaletek. Ukuran tandok ini bervariasi, mulai dari kapasitas isi 2 liter, 3 liter, 5 liter hingga 10 liter dan masing-masing seserahan disesuaikan dengan upacara adat yang dikunjungi.
Bagi orang Batak, tandok adalah bagian penting dan digunakan pada saat upacara adat dan seremonial lainnya. Pada umumnya anyaman ini digunakan sebagai tempat beras atau padi yang akan dibawa sebagai hantaran ke upacara adat tertentu.
Sekelompok Ibu tampak menjunjung hantaran dalam “Tandok” sambil berjalan dan “manortor” (menari tarian Batak, red) diiringi alunan musik gondang Batak dalam satu pesta adat Batak. Para Ibu tersebut mampu melakukannya tanpa memegang tandok yang dijunjungnya hingga hantaran berupa beras atau padi yang ada di dalam tandok tersebut dipindahkan kepada pihak tuan rumah dalam pesta tersebut.
Ya, “Manghutti Tandok” atau menjunjung tandok adalah salah satu tradisi Batak saat membawa “hantaran” dalam suatu pesta adat. Manghutti tandok biasanya dilakukan oleh kaum perempuan Batak. Dan perempuan Batak sangat bangga jika mampu melakukannya dengan baik.
|BACA JUGA : Marturtur atau Bertutur Sapaan Dalam Kebudayaan Batak
Bagi orang yang bukan suku Batak mungkin akan sedikit takjub dengan para ibu yang manghutti tandok ini.
Dalam acara adat seperti, pesta mangadati, mangongkal holi, (menggali tulang belulang leluhur untuk dipindahkan, red) upacara adat tu na monding, (meninggal, red), tardidi, ulang tahun, syukuran maupun bona taon, tandok akan dijunjung untuk membawa hantaran maupun persembahan sambil manortor.
Cara membawa tandok adalah dengan cara dijungjung, dan diturunkan saat akan menyerahkan hantaran kepada keluarga yang melangsungkan upacara adat tersebut. Dan hanya kaum ibulah yang menjunjung tandok disemua acara adat Batak dan seremonial lainnya.
Adalah kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan, yang mampu berdiri anggun dengan manghutti tandok sambil manortor saat akan menyerahkan seserahan. Namun bagi yang tidak mampu melakukannya, bisa manghutti tandok dengan satu tangan untuk menahan. Bahkan ada juga kaum ibu yang sampai menggendong tandoknya karena sama sekali tidak bisa menjunjung tandoknya.
Jika dahulu tandok terbuat dari bayon atau pandan, saat ini sudah banyak alternatif lain sebagai bahan modifikasi untuk membuat tandok. Bahkan tandok saat ini sudah jauh lebih trendi tampilannya. Tandok zaman sekarang hadir dengan berbagai corak unik dan cantik. Bahkan tandok bisa disesuaikan dengan busana si pembawa tandok. Dan ternyata kekhasan manghutti tandok pada perempuan Batak, dimasa kini diabadikan oleh para kreator tari. Hingga muncul tari tandok yang beberapa waktu terakhir ini kerap ditampilkan dalam berbagai event dan kegiatan.
BAGIKAN :
Baca artikel menarik lainnya di – batakita.com
Hastag : #budaya #batak #terhits #tandok #manghuttitandok
sumber : primetimes.id