
Kekayaan budaya suatu negara bisa menjadi salah satu daya tarik wisata untuk mendatangkan para wisatawan.
Kondisi itu yang terjadi pada kebudayaan suku Batak yang berada di Danau Toba. Kebudayaan Batak yang kaya bisa menjadi salah satu daya tarik wisata di Danau Toba yang mampu menarik minat wisatawan.
Kearifan lokal masih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan internasional (mancanegara), karena apa yang akan disaksikan di suatu daerah menjadi kenangan tersendiri sampai kapan pun dan suatu saat nantinya mereka akan terkenang dan kembali lagi.
Sumatera Utara sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Tanah Air, memiliki keunggulan itu. Keanekaragaman budayanya begitu memiliki daya tarik, tidak saja bagi turtis asing tetapi juga wisatawan Nusantara.
Jika mau jujur, letak geografis Sumatera Utara begitu sangat mendukung alias dekat dari berbagai arah terutama di Asean dan tidak sulit ditempuh, baik melalui laut maupun udara. Faktor ini sesungguhnya yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku industri pariwisata.
Sumatera Utara identik dengan Danau Toba, yang memiliki keunikan luar biasa baik alam maupun tempatnya yang terbilang bak mutiara tersembunyi. Jika anda pernah ke Kuta Bali mungkin sudah bisa membandingkan Kuta Bali cuma laut dalam artian wisata air seperti banana boat, sampan dayung atau main layang, sedangkan Danau Toba selain wisata laut juga ada pegunungan yang bisa ditelusuri, lokasi-lokasi budaya Batak yang unik dan lainnya, mungkin hanya bermain selancar angin yang tidak bisa. Nah, tinggal kita yang memanage-nya. Danau Toba memiliki berbagai destinasi yang memiliki kearifan lokal seperti di Huta Tinggi di mana wisatawan bisa mempelajari kepercayaan Batak kuno atau ke Desa Lumban Suhi Suhi dimana ulos dibuat.
Berkunjung ke Danau Toba

Sejak adanya penerbangan langsung dari Jakarta menuju Bandara Silangit, DSP Toba membuka akses untuk setiap orang bisa menikmati lanskap indah, cuaca yang sejuk sambil menikmati markisa manis.
Perjalanan lewat udara lebih dipersingkat hanya membutuhkan waktu 2 jam. Dibandingkan dulu perjalanan darat dari Kota Medan membutuhkan waktu kurang lebih lima jam untuk tiba di Toba.
Museum Budaya Batak
sebagai orang Batak, terselimut kagum dengan adat Batak. Setiap mendengar cerita dari teman-teman Batak mengenai rumitnya budaya Batak mulai dari kelahiran, hidup, pernikahan hingga kematian. Budaya adat Batak memang rumit sekaligus luar biasa prosesnya kompleks dan panjang

Memang benar bertualang ke Danau Toba tak lengkap kalau belum berkunjung ke Kompleks TB Silalahi Center di Balige. Di tempat ini ada beragam koleksi budaya Batak mulai dari peralatan masak, pakaian, tiruan perkampungan Batak, metode pengobatan hingga cara beribadah kepercayaan orang Batak masa lalu yang terbingkai rapi dalam panel-panel.
Di Museum ini terdapat tongkat Tunggal Panaluan, konon alat ini dipercaya oleh para dukun Batak memiliki kekuatan magis . Dan menjadi salah satu karya seni tradisional Batak. Selain itu juga menemukan ada silsilah raja Batak yang menjadi awal mula kenapa marga Batak begitu kuat kekeluargaannya hingga sekarang. Suku Batak sendiri dikategorikan menjadi Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun dan Batak Mandailing.

Museum ini berbagi ruang menceritakan kisah perjalanan hidup T.B. Silalahi yang cukup menginspirasi.
museum ini dibangun agar menjadi wadah untuk memotivasi generasi muda melestarikan budaya Batak. Di atas bangunan museum terdapat restoran yang memiliki sambal Andaliman yang sangat pedas tapi nikmat.Melihat Kampung Adat Lengkap dengan Rumah Tradisional Batak
Masih berada dalam satu kawasan Museum T.B. Silalahi, terdapat Huta Batak, pemukiman khas orang Batak yang bersifat tertutup dan membentuk kelompok masyarakat kecil. Huta Batak ini mengingatkan mengapa orang-orang Batak solid pada saat berjumpa dengan sesama Batak sebab dari dulu lingkungan mereka sudah terbentuk untuk berkumpul.

Rumah-rumah adat ini dibangun saling berhadapan dan memiliki fungsi berbeda. Dinding rumah adat dihiasi dengan ukiran bermotif etnik khas, menampilkan pandangan kosmologis dan filosofi budaya Batak. Lengkap dengan warna merah, putih dan hitam. Ketiga warna itu merepresentasikan makna tersendiri, misalnya merah untuk kelahiran, putih untuk kehidupan dan hitam untuk kematian. Orang Batak percaya bahwa ketiganya saling berkaitan.
Rumah-rumah adat yang ada di Huta Batak ini merupakan sumbangan dari berbagai marga Batak yang ada di kawasan Danau Toba dengan usia bangunan sudah ratusan tahun.
Sigale-gale, Boneka Penuh Misti

Persis di salah satu rumah Huta Batak, ada boneka Sigale-gale yang bisa digerakkan dengan tali. Boneka kayu ini seolah menatap mata saya dari jauh.Penampilan boneka Sigale-gale ini seukuran tubuh manusia, rapi lengkap dengan busana khas Batak dan ulos. Suku Batak Toba sangat memuliakan roh nenek moyang dan orang yang meninggal.
Bagi wisatawan baru melihat Sigale-gale merupakan pertunjukan yang menarik. Kemampuannya dalam menari tor-tor lengkap dengan musik memang bisa membuat tubuh kita ikut bergoyang.
Sebelum agama Kristen menyebar di Batak oleh Ludwig Ingwer Nommensen, misionaris asal Jerman yang mengenalkan Protestan di antara suku Batak. Penguburan orang Batak masih di atas permukaan dan menggunakan batu.
Tenun Ulos Dikenalkan Sejak Dini

Masyarakat lokal di Toba menjadikan Pelabuhan Parapat sebagai pintu gerbang utama menyeberang ke Pulau Samosir. Perjalanan butuh waktu sekitar 45 menit. Dari atas kapal feri kita bisa menikmati lanskap indah bukit berbaris yang mengelilingi Danau Toba.
Bagi orang Batak, Ulos merupakan aset paling berharga dan bergengsi. Ternyata di dalam adat batak mengenal istilah mangulosi yang artinya memberi ulos sebagai lambang pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan dan kebaikan lainnya.
Orang yang memberikan ulos biasanya mereka yang lebih tua dalam silsilah keturunan. Sehingga kain Ulos sulit dipisahkan dalam darah orangBatak, oleh sebab sejak lahir, hidup dan meninggal kain Ulos berfungsi bukan hanya sebagai pelindung tubuh.
Desa Lumban Suhi Suhi, terletak di antara Pelabuhan Tomok dan Kabupaten Samosir, Pangururan. Desa ini menjadi desa kreatif pengrajin Ulos yang terdiri dari beberapa kepala keluarga dengan ciri khas rumah Bolon saling berdekatan dan berhadapan.
Cara menenun Ulos dilakukan manual, ada pemilihan benang dan penyusunan motif seperti Songket Palembang. Motif Ulos ini berasal dari nenek moyang mereka. Lama waktu proses pembuatan bisa memakan waktu satu hingga tiga bulan lamanya sesuai kerumitan motif. Kita bisa ikut turut membantu warga lokal dengan cara membeli hasil tenun Ulos tersebut sebagai bentuk apresiasi dan menggerakkan ekonomi lokal.
Tomok dan Pusat Belanja Oleh-Oleh Lokal

Ternyata Tomok memiliki pasar sentra yang menjual oleh-oleh khas Batak seperti baju, ulos, ikat tenun Batak, dan berbagai benda lainnya. Barang yang dijual memiliki motif dan warna khas Batak. Tempat yang sangat tepat bagi wisatawan untuk menyisihkan rejeki membeli oleh-oleh.
Di pasar Tomok ini terdapat banyak kios yang berjejer sepanjang jalan, kebanyakan penjualnya adalah ibu-ibu dengan logat Batak kental tapi mereka juga pandai berbahasa Inggris. Untuk harganya sendiri cukup murah, namun kita masih bisa bernegosiasi dengan penjual untuk mendapatkan harga terbaik ketika penjual memberi harga tinggi. Kawasan Tomok ini memiliki makam kuno dan artefak dari zaman megalitikum. Terdapat kubur batu atau sarkofagus yang menjadi jejak sejarah dan terkenal karena “kesaktian” sang raja di wilayah Tomok.
Melihat panorama Danau Toba dari Pulau Samosir membuat saya bersyukur karena memperkaya wawasan tentang Heritage of Toba yang kental lewat berbagai tempat yang saya kunjungi.
Toba tidak hanya menawarkan diri sebagai destinasi wisata alam yang layak. Seperti Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas maka Toba pun bisa berkembang dengan hadirnya MICE (Meeting, Incentives, Conferencing, Exhibitions). Salah satunya ketersediaan tempat penginapan yang memiliki view langsung ke danau sangat memukau mata. Kita tentu berharap di dalam MICE ada peluang-peluang pengembangan ekonomi lokal. Keberadaan MICE di Indonesia Aja bisa jadi pintu masuk wisatawan.
Wisatawan mancanegara saja sangat tertarik dengan budaya yang ada di Indonesia. Kita patutlah bangga dan meningkatkan rasa ingin tahu kita terhadap kearifan lokal yang ada di Indonesia.
jika kalian sangat berminat dengan kebudayaan suku batak, kalian bisa melihat di – batakita.com, banyak seputar informasi mengenai sumut dan batak yang sangat menarik perhatian kalian, selamat melihat dan semoga bermanfaat.
sumber: https://www.kompasiana.com/huang/614f138601019063a42bf032/keindahan-alami-danau-toba-dan-budaya-batak-di-pulau-samosir?page=all#sectionall
Hastag: #budaya #budayabatak #batak #sumut #terpilih #samosir #kebudayaan #danautoba #wisatawan