
Suku Batak Sumatera Utara memiliki banyak tradisi Unik dalam upacara adat misalnya seperti margondang dan manortor. Jika kalian mendatangi pesisir Danau Toba disinilah warga batak yang masih kental adat istiadatnya, berikut Tradisi Unik Suku Batak Indonesia.
- Tradisi Unik Suku Batak Margondang dan Manortor
Dalam adat istiadat batak salah satu bagian yang tak terpisahkan dan sangat penting adalah Mar Gondang dan Ma Nortor, upacara ini bisa ditemui pada saat menjalankan adat pernikahan dan upacara adat Pemakaman Orang yang meniggal, namun masing masing ada syaratnya.
a. Margondang dan Ma Nortor Adat Pernikahan

Didalam adat pernikahan batak biasanya alat musik yang digunakan mengiringi jalannya acara adalah Gondang, Sarune, Gong. Gunanya adalah untuk mengiringi prosesi jalannya adat pernikahan tersebut.
Dalam hal ini ada namanya Raja Parhata yang memimpin jalannya adat, biasanya Raja Parhata ini merequest lagu sesuai Rundown acara, misal saat peyambutan penganten pulang dari gereja memasuki gedung.
Saat pengantin disambut di dalam gedung di iringi musik khas batak Gondang dan tarian Tortor begitu seterusnya setiap tahapan prosesi adat Pernikahan selalu di iringi Gondang dan Tortor. Tradisi ini bisa di temui di suku Batak Simalungun dan Toba juga Karo.
b. Margondang dan Manortor saat Upacara Pemakaman Orang Meninggal

Tradisi yang masih terjaga dan masih dilakukan hingga sekarang di Suku Orang Batak adalah upacara pemakaman yang diiringi Tortor dan Gondang sebagai Musiknya, seperti Gondang Toba.
Dalam hal ini ada syartnya gaes untuk bisa margondang saat upacara pemakaman, yakni orang yang meninggal harus sudah Saur Matua.
“(salah satu lagunya adalah Horas Saur Matua Ma Ham Inang)”
Saur Matua artinya semua anak – anak yang dia tinggalkan harus sudah sukses dan Menikah dan memiliki Cucu Panggoaran. Cucu panggoaran diambil dari nama cucu petama dari anak pertamanya dan harus laki laki.
Karena laki lakilah penerus marga di suku batak, jadi saat upacara pemakaman si orang yang meninggal dalam kondisi saur matua dengan tambahan nama di depan Op. ( Ompu/ Oppung), jika cucu pertamanya namanya Ramses maka yang meninggal di beri nama Op.Ramses plus Marga.
Acara manortor akan di lakukan pertama dimalam hari jelang besoknya di makamkan, adat berjalan di pimpin oleh Raja Parhata. Raja parhata artinya semacam Moderator yang mengarahkan dan memimpin jalannya adat, syaratnya harus faham adat biar gak salah. Setiap rombongan yang disebutkan oleh Raja Parhata atau moderator seperti, Hula – Hula, Par Anak, Tondong sampai Garama Parhobas ada giliran masing masing manortor dalam acara adat.
c. Margondang dan Tortor pada Acara Ulang Tahun dan Pesta Tahunan

Diera modern ini yang kekinian acara ulang tahun juga bisa di iringi adat manortor dan di iringi musik gondang bagi yang mampu.
2. Tradisi Unik Suku Batak Marhusip atau Mar Hori Hori Dinding

Marhusip dilakukan jelang acara Adat Pernikahan, dalam suku batak sebelum melangsungkan hari Pernikahan harus dilakukan adat Marhusip dulu, semacam technical Meeting gitu gaes.
Gunanya masrhusip adalah untuk mematangkan pembicaraan dan kesepakatan kedua pihak Orangtua mempelai Pria dan Wanita, yang dibicarakan dalam marhusip adalah adat seperti, jumlah mahar, jumlah ulos marga marga, tulang, namboru dan parboru nanti sebelum prosesi adat pernikahan berlangsung kudu dimatangkan dulu konsep dan segalanya.
Setelah itu barulah jalan adat Martonggo Raja ( Pembagian Tugas). Suku Batak identik juga dengan gotong royong jadi selama upacara pernikahan semua kebagian tugas dan bertanggung jawab selama acara.
3. Kuburan Leluhur Yang Mewah

Orang batak sangat menghormati leluhurnya yang telah meninggal, biasanya makam leluhur ini selalu dirawat dan dibangun penanda yang disebut TUGU.
Tugu makam diberi nama sesuai Marga, misal Marga Sidauruk dengan nama makam leluhurnya yaitu Tugu Sidauruk yang terletak desa Simanindo Pulau Samosir. Desain dan kontruksi bangunannya agak tinggi dan lebih besar dari pada makam umumnya.
Tradisi yang dilakukan adalah Pesta Tugu, agar semua marga Sidauruk saling kenal baik yang di kampung maupun di Perantauan maka diadakan pesta tahunan namanya Pesta Tugu, semua marga Sidauruk baik yang diperantauan pulang dan berjiarah ke tempat Oppung nya asal muasal Marganya di Tugu penanda ini, namun jika berhalangan hadir ya gpp.
4. Martutur atau Martarombo Marga

Martutur atau martarombo penting diketahui oleh suku batak agar tidak tersesat di perantauan.
Tradisi ini artinya saling mengenal margamu apa marga saya apa, nanti di urut silsilah marganya hingga ketemu benang merahnya maka kita tahu apakah martulang apa Amang Boru.
Misal seorang anak laki laki yang merantau dengan Marga Turnip, bertemu orang yang lebih muda dari dia 2 tahun dengan marga Simbolon, kedua laki laki ini martutur dan martarombo sehinnga mereka tahu rumpun mereka sama.
Dalam kondisi ini walau usia si anak laki laki Marga Turnip tadi lebih tua dari pada Simbolon karena tutur dimana Simbolon lebih tua maka si Turnip tadi manggil abang ke Anak marga Simbolon tadi.
Jika seumuran dan belum menikah boleh panggil appara karena masih semaga dan serumpun.
5. Tuhor Ni Boru (Sinamot)

Tuhor Ni Boru artinya adat yang dijalankan saat menentukan nila Mahar Perkawinan untuk meminang calon mempelai wanita oleh Pria.
Terkadang tuhor ni boru ini atau mahar ini dipengaruhi oleh pendidikan dan kecantikan, misal mahar untuk lulusan S2 luar negeri agak mahal gaes hehehehe, makanya orang batak kalau mau nikah pusing banget mikirin tuhor ni Boru atau Sinamot yang makin tahun dan makin mahal.
Apakah tuhor ni boru harus mahal? jawabannya tidak karena kembali kedua pihak calon pengantinnya jika Marsada Roha atau satu hati maka uang bukan segalanya pernikahan tetap bisa berlangsung dengan nominal tuhor ni boru semampu ekonominya.
6. Tradisi Unik Suku Batak Mandok Hata

Jelang Tahun baru setelah Natal pas di tengah pergantian tahun umat Kristen dan Katolik merayakan hari Raya.
Mandok Hata atau Kata yang di utarakan adalah mengakui kesalaha selama tahun sebelumnya dan meminta maaf ke setiap keluarga yang ada pada kumpulan malam itu dan Sungkem pada kedua Orang tua, semoga di tahun baru ini di maafkan, intinya silaturahmi gaes.
Secara teknis Mandok hata ini semacam Sharing Session atau Kumpul Silaturahmi, bermaaf maafan.
7. Mar Pariban (Jodoh)

Pariban adalah salah satu tradisi dimana orang Batak Pria menikahi anak Tulang atau Paman yang sudah auto Jodoh, begini detailsnya.
Si pria memiliki Ibu A dan Ibunya memiliki saudara laki-laki B nah anak saudara Ibunya itu anak si B adalah paribannya dan bisa menikah, karena memang beda marga.
Yang tidak boleh itu adalah satu rumpun marga, seperti Sombolon dengan Ginting masih sama-sama Saragih otomatis tidak boleh menikah, atau Simarmata dengan Sitanggang otomatis tidak Boleh menikah, hal ini karena masih satu rumpun marga yang di sebut PARNA atau Parsadaan Nai Ambaton.
8. Tradisi Unik Suku Batak Mangulosi

angulosi adalah tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari Adat Istiadat Batak, tradisi ini biasanya ditemui pada upacara pernikahan atau upacara adat pemakaman. Dalam acara pernikahan contohnya masing masing tamu undangan baik Paman, Amang Boru dan lainnya memberikan Ulos (Kain Tenun Ulos) kepada Pengantin.
Selain itu mangulosi bisa juga di temui di acara lahiran dan era modern acara Ulang Tahun.
Dapat diambil poinnya, Suku Batak memang memiliki Identities sepeti Marga dan kearifan lokal nya yang unik. Mohon koreksinya jika ada yang salah demi kelancaran bersama.
Mari kita lestarikan Budaya Indonesia agar tetap terjaga dan trewariskan ke generasi beriktnya.
Baca informasi seputar Batak dan Sumut yang bisa kalian dapatkan di – Batakita.com
sumber: https://www.kampretnews.com/tradisi-unik-suku-batak-marga-dan-adat/
hastag: #budaya #tradisibudayabatak #batak #sumut #terpilih #adat