Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam budaya hingga keagamaan. Dengan beragamnya budaya ini, menjadikan Indonesia terlihat unik dan berbeda dengan negara yang lain. Bahkan di setiap daerahnya, memiliki keunikan yang berbeda, mulai dari sejarah hingga pariwisata, salah satunya adalah kabupaten Deli Serdang. Salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara ini, memiliki keunikan tersendiri untuk memikat wisatawan. Masih banyak orang-orang di luar Sumatera Utara menganggap Deli Serdang termasuk bagian dari Kota Medan. Hal ini diamini karena sebagian daerah Deli Serdang merupakan bagian dari Kesultanan Deli dan lokasinya begitu berdekatan dengan Medan. Seiring berjalannya waktu, Deli Serdang menjadi daerah berdiri sendiri. Mereka membentuk simbiosis mutualisme dalam berbagai bidang. Oleh karena hal tersebut, mereka bersama Kota Binjai dan Kabupaten Karo membentuk kota metropolitan yang disebut dengan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo).
Peta Administrasi Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Selain memiliki sumber daya alam yang besar, Deli Serdang juga memiliki keanekaragaman budaya, yang disemarakan oleh hampir semua suku-suku yang ada di nusantara. Adapun suku asli penghuni Deli Serdang adalah Suku Melayu yang penamaan kabupaten ini juga di ambil dari dua kesultanan Melayu Deli san Serdang Suku Karo, dan Simalungun; serta beberapa suku pendatang yang dominan seperti dari suku Jawa, Batak, Minang, Banjar, dan lain-lain. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Bandar udara baru untuk kota Medan yang menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, sebenarnya terletak di kabupaten ini.
Sejarah Kabupaten Deli Serdang
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan ( Kesultanan ) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1984 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1965. Hari jadi Kabupaten Deli Serdang ditetapkan tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986.
Sesuai dengan dikeluarkan UU Nomor 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, Kabupaten Deli Serdang telah dimekarkan menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai, secara administratif Pemerintah Kabupaten Deli Serdang kini terdiri atas 22 Kecamatan yang di dalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 380 Desa. Tercatat dalam sejarah Bupati pertama Kabupaten Deli Serdang Moenar S.Hamidjojo, dilanjutkan Sampoerna Kolopaking, setelah itu Wan Oemaroeddin Barus ( 1 April 1951-1 April 1958 ) Abdullah Eteng ( 1 April 1958 – 11 Januari 1963 ) Abdul Kadir Kendal Keliat ( 11 Januari 1963 – 11 November 1970 ) H. Baharoeddin Siregar ( 11 Novermber 1970 – 17 April 1978 ) Abdul Muis Lubis ( 17 April 1978 – 3 Maret 1979 ) H. Tenteng Ginting ( 3 Maret 1979 – 3 Maret 1984 ) H. Wasiman ( 3 Maret 1984 – 3 Maret 1989 ) H. Ruslan Mansur ( 3 Maret 1989 – 1994 ) H. Maymaran NS ( 3 Maret 1994 – 3 Maret 1999 ) Drs. H. Abdul Hafid, MBA ( 3 Maret 1999 – 7 April 2004 ), tahun 2004 ( Periode 2004 – 2009 dan Periode 2009-2014) di jabat oleh Drs. H. Amri Tambunan. Seiring dengan gerak roda pembangunan yang terus melaju diciptakan motto bagi daerah Deli Serdang yaitu : “ BHINNEKA PERKASA JAYA” yang tercantum di pita lambang Daerah Kabupaten Deli Serdang, dalam pengertian “ Dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, Agama, ras, dan golongan bersatu dalam ke Bhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan, maju, mandiri dan jaya sepanjang masa. Kabupaten ini mempunyai keanekaragaman sumber daya alam yang besar yang mampu menarik investor. Selain itu, Deli Serdang juga mempunyai budaya yang beranekaragam. Masih banyak hal menarik tentang Deli Serdang, berikut enam fakta menarik yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Tari Serampang Dua Belas
Pada awalnya, tari ini diciptakan oleh seorang senimat tari bernama Sauti dengan nama tari pulau sari. Dinamakan seperti itu karena mulanya tarian ini diiringi oleh lagu berjudul pulau sari. Para penari memperagakan gerakan indah dengan pesan yang terkandung didalamnya. Tari pulau sara terus dikenalkan Sauti kepada murid-muridnya. Kemudian pada tahun 1950-1960an tarian ini mengalami perubahan sesuai gerakannya yang cepat dan enerjik, menjadi tari serampang dua belas. Asal usul gerakan dalam tarian ini konon berasald ari perpadudan tari Melayu dan Portugis. Sebab pada masa sebelum itu, beberapa wilayah di Indonesia sempat mendapat pengaruh Portugis, termasuk dalam hal kebudayaan. Contohnya adalah gerakan dan irama musik yang mengiringi penari.
Bandara Kualanamu
Bandara sebagai pengganti Polonia ini sudah beroperasi pada 25 Juli 2013 lalu namun, baru diresmikan kemarin. Bandara ini digadang-gadang akan bisa mengalahkan bandara Changi milik Singapura dengan upaya pengembangan yang dilakukan PT Angkasa Pura II ke depan. Bandara Kualanamu diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 27 Maret 2014. Dikutip dari laman Angkasa Pura 2, kala itu SBY juga meresmikan beberapa bandara di Pulau Sumatera yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Bandar Udara Raja Haji Fisabillah Kepulauan Riau (Kepri). Peresmian Bandara Kualanamu kala itu juga dihadiri oleh gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Riau Annas Maamun dan Gubernur Kepri H. Muhammad Sani. Kualanamu diambil dari Bahasa Melayu dan Karo. Kuala dalam Bahasa Melayu artinya sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Sementara itu, Namu atau Namo berasal dari Bahasa Karo yang artinya lubuk. Secara sederhana, Kualanamu berarti “tempat bertemu”. Nama Bandara Kualanamu sendiri mirip dengan bandara di Malaysia yaitu Kuala Lumpur International Airport. Sama-sama menggunakan kata “Kuala”, kesamaan nama tersebut tak terlepas dari adanya kesamaan etnis melayu antara daerah Deli Serdang dan Malaysia. Kebanyakan orang mengira bahwa Bandara Kualanamu International Airport berada di Kota Medan. Faktanya, bandara terbesar ketiga di Indonesia ini terletak di Kabupaten Deli Serdang. Bandara Kualanamu dibangun di bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Bandara ini dibangun untuk menggantikan Bandara Polonia yang telah berusia 85 tahun. Bandara lama sekarang menjadi Pangkalan Udara Tentara Angkatan Udara.
Air Terjun Dwi Warna
Air terjun yang berada di tengah hutan di Sibolangit ini disebut Dwi Warna karena memiliki dua gradasi warna pada airnya. Air yang berasal dari atas air terjun yang tertampung dari pancurannya berwarna putih keabu-abuan. Kemudian aliran air itu tumpah riuh dari atas ke bawah. Air telaganya berwarna biru cerah. Air terjun ini bersumber dari Gunung Sibayak. Selain warna, suhu air terjun ini pun sangat unik. Air yang berwarna biru memiliki suhu yang dingin, sedangkan air yang berwarna putih keabu-abuan memiliki suhu yang hangat. Selain menghabiskan waktu bermain-main dengan percikan air, wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lainnya sembari menikmati pesona alam di sekitar air terjun yang masih asri. Wisatawan bisa menghabiskan waktu dengan berenang atau bersantai menghangatkan tubuh sambil menyalakan api unggun. Dulunya air terjun ini terbentuk dari letusan Gunung Sibayak yang menciptakan jalur aliran sungai yang bersatu dengan air hutan. Percampuran ini menciptakan sensasi air yang dingin dan sejuk. Secara ilmiah, perbedaan suhu dan warna pada air terjun ini diakibatkan oleh air yang bercampur dengan belerang yang mengandung fosfor. Oleh karena itu, para wisatawan tidak diperbolehkan untuk meminum air dari air terjun.
Lau Mentar Canyon
Keindahan Alam Lau Mentar Canyon memaparkan beberapa pesona alam yang bisa anda nikmati dalam satu waktu sekaligus. Selain anda bisa melihat aliran sungai yang begitu jernih dan berwarna kehijauan, anda juga bisa melihat Air Terjun dan Goa yang ada di Lau Mentar Canyon ini. Desa Rumah Liang, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, inilah letak keberadaan Wisata Alam Lau Mentar Canyon. Untuk dapat sampai ke tempat ini, anda bisa melalui Rute dari Medan -> Deli Tua -> Talun Kenas -> Desa Siguci -> STM Hilir -> Tiga Juhar -> Desa Rumah Liang. Waktu untuk sampai ke Lau Mentar Canyon sekitar 2 – 3 Jam dari Kota Medan.
Meskipun membutuhkan banyak tenaga dan waktu untuk sampai di lokasi, semua pengorbanan terbayarkan bahkan lebih. Sebab sesampainya di lokasi tidak hanya bisa melihat panorama air sungai yang mengalir jernih. Namun terdapat pula beberapa obyek wisata alam lain yang mengitari kawasan lau Mentar Canyon. Berkunjung kesini bisa memberikan kesempatan melihat dan menikmati keindahan beberapa tempat berikut:
1. Goa Harimau
2. Air Terjun Lau Mentar, dan
3. Goa Canyon yang juga sangat terkenal keindahannya
Meski banyak tempat menarik yang terbentuk secara alami, tetap saja daya tarik utamanya adalah aliran Sungai Lau Mentar. Semua orang yang pernah berkunjung kesini mengungkapkan keinginan untuk menceburkan diri ke sungai sangatlah besar. Sebab air yang jernih mengalir dengan cukup lancar namun tidak terlalu deras dan keras. Ketika berencana mampir kesini ada baiknya menyiapkan baju ganti untuk menikmati sensasi kesegaran air gunung di Sungai lau Mentar. Meski masih dalam kondisi yang asri dan tidak tersentuh oleh sampah wisatawan seperti pada obyek wisata terkenal lainnya. Masuk ke kawasan Lau Mentar akan ditarik biaya retribusi sebesar Rp 75.000, biaya ini ditujukan untuk perawatan dan pengembangan obyek wisata di sekitarnya. Karena untuk sampai ke lokasi sungai perlu melewati medan yang sulit. Kita dianjurkan untuk menggunakan sepeda motor yang bisa disewa dari penduduk maupun guide setempat. Jika menggunakan mobil, akan membuat kesulitan sendiri sebab tidak bisa masuk jauh hingga ke lokasi.
Air Terjun Sempuren Putih
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, dengan Ibu Kotanya ialah Lubuk Pakam. Terdapat beberapa tempat wisata yang populer yang ada di Kabupaten Deli Serdang diantaranya Hillpark Sibolangit, Danau Linting, Air Terjun Dua Warna. Selain itu terdapat sebuah air terjun yang mempunyai keindahan yang luar biasa yang berada di Kecamatan Sibolangit. Air terjun tersebut bernama Air Terjun Sampuren Putih. Air Terjun Sampuren Putih menurut warga sekitar memiliki tujuh tingkatan, dimana hanya tingkatan yang ketujuhlah yang terlihat. Sedangkan keenam tingkatan yang lainnya berada dibalik tebing. Tingkatan air terjun yang ketujuh ini memiliki ketinggian sekitar 3 meter saja, namun keunikannya ialah airnya itu seperti keluar dari sebuah gua kecil yang berada di belakangnya. Masih menurut warga sekitar jika digabungkan ketinggian seluruh air terjunnya bisa mencapai ketinggian 150 meter. Air yang dialirkan Air Terjun Sampuren Putih sangat jernih dan bersih, saking derasnya aliran air sehingga menimbulkan buih yang berwarna putih di akhir perjalanan airnya. Terdapat sebuah kisah atau legenda yang berkembang di masyarakat mengenai proses terbentuknya Air Terjun Sampuren Putih ini. Kisah yang terjadi diawali oleh sebuah kecemburuan yang terjadi antara seorang kakak kepada adiknya. Lantaran adiknya lebih disukai oleh wanita yang dicintainya. Kemudian sang kakak mengajak adiknya tersebut ke atas gunung, sesampainya disana dia meminta adiknya untuk turun ke bawah dengan menggunakan sebuah tali. Saat adiknya sedang turun ke bawah, sang kaka memutuskan tali tersebut sehingga mengakibatkan adiknya jatuh ke bawah kemudian meninggal. Jatuhnya sang adik ke bawah membentuk 7 tingkatan air terjun, yang kemudian dikenal dengan nama Air Terjun Sampuren Putih. Dinamakan Sampuren Putih karena air yang terjun ke bawah membentuk buih berwarna putih. Terlihat indah sekali.
SUMBER
1. https://mojok.co/terminal/deli-serdang-daerah-yang-sering-disangka-bagian-dari-medan/
2. https://peta-kota.blogspot.com/2017/01/peta-kabupaten-deli-serdang.html
3. https://portal.deliserdangkab.go.id/sejarah.html
4. https://www.indozone.id/news/d5soqvZ/5-fakta-bandara-kualanamu-diresmikan-sby-tahun-2014-hingga-arti-kata-kualanamu/read-all
5. https://www.merdeka.com/sumut/menengok-telaga-dwi-warna-air-terjun-unik-di-tengah-alam-sibolangit.html
6. https://limakaki.com/lau-mentar-canyon-medan.html
7. https://id.berita.yahoo.com/6-fakta-menarik-deli-serdang-013058739.html