
Medan lebih tepat jika kita sebut sebagai kota kuliner. Mulai dari Sambal Teri Medan hingga Lontong Sayur Medan. Lontong Sayur dulu dikenal terutama sebagai salah satu varian sarapan di kota Medan.
Lontong Sayur Medan merupakan menu yang dinikmati warga Medan saat Idul Fitri. Perpaduan Lontong yang unik ini ternyata memiliki sejarah yang menarik. Lontong Sayur mudah ditemukan dengan mendatangi rumah ke rumah saat Lebaran di Medan. Setiap tamu bersaing untuk menyajikan lontong sayur terbaik.

Biasanya lontong di Medan disajikan dengan gulai sayur jipang dan kacang panjang atau nangka muda (gori). Disertai dengan tauco isi tahu, irisan cabai hijau dan udang. Ada juga yang melengkapinya dengan mie, ikan teri sambal kacang hingga rendang jengkol.
Sejarawan kota Medan M Azis Rizky Lubis menjelaskan, lontong sayur tidak hanya ditemukan di Medan. Dikatakannya, hampir setiap daerah memiliki lontong sayur dengan ciri khasnya masing-masing.
Baca Juga :
5 Kuliner di Kota Siantar untuk Berbuka Puasa
Lontong adalah makanan yang populer di Indonesia. Hanya saja penyajiannya berbeda di setiap daerah. Bentuk lontong dan isi lontong saling melengkapi. Di kota Medan, lontong disajikan dengan kuah sayur gulai yang berisi jipang dan wortel. Ada juga yang menggunakan kuah sayur gulai gori (nangka muda).

Azis kemudian bercerita tentang asal usul lontong. Ada yang bilang Lontong Sayur dari Minang, ada juga yang bilang dari Jawa. Banyak versi asal usul makanan ini, ada yang mengatakan berasal dari Minang, ada pula yang mengatakan berasal dari Jawa saat penyebaran agama Islam . Sunan Kalijaga disebut-sebut sebagai pionir dalam memperkenalkan jajanan ini saat penyebaran agama Islam.
Kalau menentukan masuknya mungkin sulit. Karena ada kemungkinan masuk melalui hubungan perdagangan. Atau bisa juga karena masuknya para pekerja yang berasal dari Jawa yang datang ke Deli pada pertengahan abad ke-19. Azis menduga Lontong Sayur tiba di Medan saat para pekerja Jawa dibawa ke Tanah Deli oleh Belanda. Menurutnya, menghidangkan lontong sayur saat Lebaran merupakan tradisi yang sudah berlangsung lama.
Azis mengatakan, lontong saat ini, khususnya di Medan, bisa ditemui kapan saja di luar hari raya Idul Fitri. Hidangan ini menjadi menu sarapan favorit warga Medan. Yang jelas seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran terhadap hari penyajian makanan ini. Dengan porsi yang pas dan tergolong ringan, maka Lontong dianggap sebagai makanan yang pas di pagi hari biasa (sarapan). Namun, makan lontong di hari lebaran pasti berbeda. Berbeda momennya.
Azis mengatakan lontong yang disajikan setiap keluarga di Medan pasti berbeda satu sama lain. Yang pasti, katanya, memakan lontong kerap dilakukan bersama-sama dengan keluarga setelah bermaaf-maafan usai salat Idul Fitri.

Ikuti :