Medan, kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia ini merupakan salah satu destinasi wisata terbaik Nusantara. Kota yang dihuni mayoritas suku Batak tersebut memiliki berbagai destinasi wisata menarik, seperti Istana Maimun, Berastagi, Air Terjun Sipiso-piso, dan berbagai keindahan lainnya.
Terkenal dengan ragam kulinernya yang lezat, ibu kota Sumatera Utara ini juga merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. letak Medan yang berada dekat dengan Selat Malaka menjadikannya sebagai kota perdagangan, bisnis, dan industri yang sangat penting di Indonesia.
Tak hanya itu, Medan nyatanya juga memiliki beragam fakta unik lainnya yang patut kamu ketahui. Apa saja? Berikut ulasannya:
1. Masyarakatnya Heterogen
Ciri paling melekat dengan Medan adalah Batak. Tidak dipungkiri hal ini terjadi karena suku Batak berasal dari Sumatera Utara dan Medan menjadi ibu kota dari provinsi ini. Padahal sebenarnya, penduduk asli dari Medan adalah Melayu. Hal ini bisa kamu lihat dari berdirinya Istana Maimun di pusat kota Medan.
Walau begitu, sebenarnya Medan merupakan kota metropolitan dengan penduduk yang amat beragam. Kamu bisa menemukan berbagai suku di kota ini, sehingga Medan sering dijuluki sebagai miniatur Indonesia. Saat berkunjung ke Medan, jangan kaget bila melihat banyak penduduk India yang bermukim, karena suku Tamil sudah lama menjadi salah satu suku yang tinggal menetap di kota ini.
2. Punya Bahasa Sendiri
Sering kali orang-orang mengasosiasikan bahasa Medan dengan bahasa Batak, padahal Medan punya bahasa sendiri. Bahasa Medan terdiri dari bahasa campuran yang tercipta karena beragamnya penduduk di kota ini. Mulai dari bahasa Melayu, Batak, Karo, Jawa, Cina, Aceh, Padang, hingga India memberikan sentuhan tersendiri bagi bahasa Medan.
Kosakata yang digunakan juga sangat berbeda dengan bahasa kebanyakan, misalnya saja kata ‘Galon’ untuk menyebut ‘Pom Bensin’, ‘Pasar’ untuk menyebut kata ‘Jalan’, ‘Pajak’ untuk menyebut ‘Pasar’. Masih ada lagi kata ‘Teh’ untuk berbagai jenis minuman, ‘Sewa’ untuk menyebut ‘Penumpang’, dan ‘Kereta’ untuk ‘Motor’, sedangkan ‘Motor’ untuk ‘Mobil’.
3. Didirikan oleh Suku Karo
Meski penduduk aslinya adalah suku Melayu, Kota Medan didirikan oleh seorang tokoh besar bernama Guru Patimpus. Ia adalah seorang Karo bermarga Sembiring Pelawi yang berasal dari dataran tinggi Karo.
Pada tahun 1950, ia membuka kawasan hutan di antara sungai Deli dan Babura, kemudian mendirikan kampung kecil bernama Medan Putri. Medan Putri berkembang dengan cepat menjadi salah satu pelabuhan transit penting di Sumatera Utara dan berganti nama jadi Medan.
Guru Patimpus juga menjadi nenek moyang Datuk Hamparan Perak dan Datuk Sukapiring, dua dari empat kepala suku di Kesultanan Deli. Hingga saat ini, masyarakat kota Medan memperingati 1 Juli 1950 sebagai hari jadi kota Medan. Untuk menghargai jasanya, Pemda setempat bahkan membuatkan monumen Guru Patimpus di kawasan Petisah.
4. Dulunya Tempat Penyembuhan Lepra
Konon, kata Medan juga berasal dari bahasa Karo ‘Madan’ yang berarti sembuh. Kabarnya kata ini kerap digunakan di masa lampau, karena di kawasan Medan Putri terdapat sebuah sungai yang dapat menyembuhkan penyakit lepra atau kusta.
Kata ‘Madan’ kemudian berubah menjadi ‘Medan’ seiring dengan cara penyebutan yang dilakukan para pengunjung.
5. Pernah Jadi Ibu Kota Negara
Sebelum menjadi Republik Indonesia seperti sekarang, Indonesia pernah berdiri sebagai negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat.
Republik Indonesia Serikat merupakan hasil dari Konferensi Meja Bundar dan berdiri pada 27 Desember 1949. Salah satu negara yang berada di dalamnya adalah Negara Sumatera Timur dengan Medan sebagai ibu kotanya. Namun negara ini tidak bertahan lama, karena akhirnya dibubarkan pada 17 Agustus 1950.