Marga Purba merupakan sebuah konsep yang penting dalam budaya Indonesia, terutama di kalangan suku-suku Batak di Sumatera Utara. Istilah “Marga” digunakan untuk menyebut kelompok atau klan yang memiliki hubungan kekerabatan dalam suatu suku. Dalam bahasa Indonesia, marga juga sering disebut dengan istilah “suku bangsa.”
Marga Purba memiliki arti khusus karena merupakan marga-marga yang dianggap sebagai asal usul atau leluhur dari suku-suku Batak. Sebagai sebuah elemen yang sangat berarti dalam budaya Batak, Marga Purba mencerminkan identitas, sejarah, dan kebersamaan yang kuat di antara anggota keluarga yang memiliki marga yang sama.
1. Asal Usul Marga Purba
Marga Purba diyakini berasal dari nenek moyang suku Batak yang tinggal di daerah pedalaman di wilayah Sumatera Utara. Meskipun tidak ada catatan tertulis yang pasti, cerita lisan dan tradisi turun-temurun telah menuturkan sejarah asal usul Marga Purba dari generasi ke generasi. Menurut legenda, leluhur pertama marga-marga ini adalah raja-raja dan pemimpin suku Batak yang memiliki peran penting dalam membentuk dan memimpin masyarakat mereka. Oleh karena itu, Marga Purba tidak hanya berfungsi sebagai nama keluarga, tetapi juga menjadi simbol kemuliaan dan keberanian leluhur mereka.
Purba adalah nama salah satu tokoh dari Batak Toba, dan di kemudian hari menjadi marga bagi sebagian keturunannya. Di Simalungun, Purba termasuk salah satu dari 4 marga utama (Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik, Purba) yang aslinya berasal dari daerah Toba. Pada masa dinasti Sisingamangaraja, Purba adalah salah satu perwakilan dari Toga Simamora yang ikut serta sebagai “Sionom Ompu”, ketika ada permusyawaratan dalam rangka memilih Raja Sisingamangaraja yang baru (penerus) di Bakara.
Baca Juga :
Mengungkap Makna Mendalam Pada Jejak Sejarah Tarian Si Gale-Gale
2. Sistem Kekerabatan
Marga Purba memegang peranan penting dalam sistem kekerabatan suku Batak. Setiap individu mengidentifikasi dirinya dengan marga yang dimiliki, dan keturunan yang diturunkan secara patrilineal (garis ayah) dihargai dengan tinggi. Seorang anak dianggap mewarisi marga dari ayahnya dan akan menjadi bagian dari kelompok marga tersebut seumur hidup. Sistem ini menciptakan ikatan sosial yang kuat antara anggota marga dan menjadi landasan bagi interaksi sosial dan hubungan dalam kehidupan sehari-hari.
Purba anaknya 3, yaitu:
- Raja Pantomhobol
- Raja Parhorbo
- Raja Sigulangbatu
3. Purba dalam masyarakat Batak Simalungun
Purba adalah marga dari Raja Kerajaan Banua Purba, salah satu kerajaan yang pernah ada di daerah Simalungun, Sumatera Utara. Raja Purba memiliki keturunan, yaitu: Tambak, Sidasuha (Sidadolog dan Sidagambir), Sigumonrong, dan Tua. Kemudian ada lagi, yakni: Purba Siboro, Tanjung, Pakpak , Girsang ,Tondang, dan Sihala. Keturunan Purba Batak Simalungun ini, saat bertemu dengan keturunan Purba Batak Toba dari Humbang, mereka merasa seperti saudara kandung. Keturunan Purba Batak Simalungun ini awalnya bermukim di Simalungun, kemudian menyebar ke berbagai daerah.
4. Purba dalam masyarakat Batak Toba
Pada masa kerajaan Batak yang berpusat di Bangkara, terdapat empat kerajaan utama yang disebut Raja Maropat. Salah satu di antaranya adalah Raja Maropat Humbang yang saat ini dikenal dengan nama Humbang Hasundutan. Di daerah ini, Tuan Simamora menikahi boru Lontung, yakni Si Boru Panggabean.
Kemudian, Tuan Simamora mempunyai tiga orang putra, yaitu Purba, Manalu, dan Debataraja (keturunannya kebanyakan menggunakan marga Simamora); menurut versi lain, Purba, Manalu, dan Debataraja merupakan mardongan tubu dengan Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit (mereka satu ibu tetapi lain bapak). Purba mempunyai tiga orang putra, yaitu: Patomhobol, Parhorbo, dan Sigulang Batu. Pada masa dinasti Singamangaraja, marga Purba (sebagai bagian dari Simamora) termasuk ke dalam permusyawaratan enam marga di Bangkara yang disebut sebagai “Si Onom Ompu”. Kelompok ini pulalah yang berperan mengadakan pemilihan Si Singamangaraja yang baru.
Baca Juga : Menyusuri Keindahan Istana Maimun di Medan: Simbol Budaya dan Arsitektur yang Megah
5. Peran Marga Purba dalam Adat dan Tradisi
Marga Purba memiliki peran sentral dalam berbagai acara adat dan tradisi suku Batak. Ketika ada acara pernikahan, upacara adat kematian, atau perayaan keagamaan, marga menjadi elemen kunci yang harus diakui dan dihormati. Sebagai contoh, dalam sebuah acara pernikahan, para anggota marga akan berkumpul untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada pasangan yang menikah.
Marga Purba merupakan sebuah konsep yang mendalam dan kaya makna dalam budaya suku Batak di Sumatera Utara. Sebagai asal usul dan identitas suku, Marga Purba tidak hanya menjadi nama keluarga, tetapi juga mengandung nilai-nilai kekerabatan, etika, dan tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan. Sebagai masyarakat yang maju, penting bagi kita untuk menghormati dan memahami pentingnya Marga Purba bagi masyarakat Batak, serta berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya yang berharga ini untuk generasi mendatang.
Ikuti