
sumber gambar : twitter.com
Suku batak merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia. Sama halnya dengan suku suku yang lain, suku batak juga mempunyai banyak jenis budaya mulai dari tarian, alat musik, rumah, makanan, pakaian, maupun ritual. Salah satu ritual adat dari suku batak adalah upah upah. Upah-upah atau dalam budaya masyarakat adat Mandailing lebih dikenal dengan istilah Upah Tondi.
Upah upah merupakan tradisi dari suku batak (mandailing) untuk mendoakan yang baik baik. Upah upah biasanya diisi oleh beberapa orang untuk mendoakan satu orang ataupun lebih. Upah upah biasanya dimulai dari doa orang yang paling tua di keluarga atau dituahkan dalam sebuah kelompok berlanjut ke orang yang lebih muda.

Dalam adat mandailing upah upah yang dilakukan adalah upah upah tondi. Sesuai dengan namanya upah upah (Usaha Pangidoan Asa Horas) yang artinya upaya untuk menjadi lebih baik lagi, upah upah tondi bertujuan untuk mengembalikan tondi (spirit/semangat) ke badan seseorang yang sedang sakit dan berisi nasihat dan motivasi.
Upah upah tondi dilakukan dengan cara seseorang mendoakan orang yang sedang diupah upah dan dihadapan orang yang sedang diupah upah diletakkan makanan berupa nasi, ayam, dan sebagainya. Ketika sedang diupah upah orang yang diupah upah (yang didoakan) dan yang mengupah upah (yang mendoakan) hendaknya memegang piring dari makanan yang sudah dihidangkan. Semua rangkaian tersebut memiliki arti tersendiri.
Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, banyak masyarakat khususnya suku batak yang melupakan dan meninggalkan adat ini. Dan kita sebagai generasi penerus hendaknya membantu untuk melestarikan adat yang hampir punah ini.

Sebagai sebuah kegiatan motivasi adat, upah-upah juga dilaksanakan bertema-tema. Sebelum upah-upah dimulai, tuan rumah atau yang punya hajat memberikan pidato singkat. Pidato ini umumnya berupa kata sambutan dan menjelaskan maksud atau tujuan pelaksanaan upah-upah tersebut.
Kemudian acara dilanjutkan. Pengupah mengambil posisi berdiri atau duduk disamping orang atau kelompok yang akan diupah-upah. Pengupah mengangkat wadah makanan di atas orang atau kelompok yang akan diberi upah-upah dengan berpantun. Namun jika jenis upah-upah yang dilaksanakan adalah lengkap atau sangat lengkap maka wadah makanan tidak perlu diangkat, cukup dibuka saja kain penutupnya.

Baca artikel lainnya di – batakita.com
sumber : budaya-indonesia.org