Wilayah suku bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas banyak suku, dari Sabang sampai Merauke. Setiap kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya masingmasing yang bersumber dari pemikiran-pemikiran atau dari suatu kebiasaan yang terkait dengan lingkungan dimana kelompok masyarakat itu berada. Misalnya pada etnis Batak yang ada di Sumatera Utara.
Upacara Adat Ndilo Wari Udan. Sebuah ritual adat memohon datangnya hujan sedang digelar di sebuah di Desa Kuala Kecamatan Tiga Binanga, Tanah Karo, Sumatera Utara. Ritual memanggil hujan ini dinamakan Ndilo Wari Udan. Para peserta dipimpin oleh ketua adat menempatkan beberapa sesajen seperti daun sirih, pisang, kelapa m dan pernik lainnya.
Sejak zaman penjajahan dan sampai saat ini hasil bumi dari tanaha Karo seperti sayur-sayuran dan buah buahan menjadi komoditas eksport. Jika terjadi gangguan iklim misalnya kemarau panjang, masyarakatnya akan melaksanakan ritual Ndilo Wari Udan (memanggil turunnya hujan) salah satu bentuk upacara yang masih pernah dilaksanakan masyarakat Karo. Memanggil turunnya hujan, pelaksanaan ritualnya yaitu penduduk membuat sesajen, memukul gendang tradisional Karo, menari bersama dan saling siram menyiram antara penduduk. Di kecamatan Tiga Binanga, ritual ini dilaksanakan selama beberapa hari sampai hujan turun. Pada upacara ini, musik tradisional Karo sangat beperan penting di dalamnya karena tanpa adanya iringan musik yang dimainkan pemain musik (penggual) upacara ini tidak akan berlangsung. Penggual pada umumnya sangat dihormati serta dihargai ketika melaksanakan setiap kegiatan, khususnya pada upacara ini karena mereka sangat berperan penting ketika proses berlangsungnya upacara tersebut. Upacara ini diiringi dengan Gendang Lima Sendalanen.
Mereka berdoa kepada Tuhan memohon hujan segera dat Pembacaan doa ini diiringi alunan musik tradisional serunai. Setelah berdoa kumpulan masyarakat tersebut lalu bergerak menuju tanah leluhur Sebayang Mergana Kuala Singalor yang berjarak tiga kilometer. Di sana, upacara dilanjutkan dengan mengadakan ritual Penguras. Ritual penguras dilakukan dengan menggunakan sebuah mangkuk yang berisi air yang sudah dicampur dengan air jeruk. Ritual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upacara tersebut untuk meminta hujan segera turun.Hampir di setiap kegiatan adat, selalu ada musik yang mengiringi. Pada upacara adat Ndilo Wari Udan pada bacaan di atas, masyarakat adat menggunakan serunai untuk mengiringi upacara tersebut. Serunai adalah sebuah alat musik tradisional suku Batak Karo.
Baca berita lainnya di batakita.com
sumber : https://catatanedukasikita.blogspot.com/2014/10/upacara-adat-ndilo-wari-udan.html