
Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Prapat. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten Labuhanbatu berjumlah 499.982 jiwa, dengan kepadatan 195 jiwa/km2.
Kabupaten Labuhanbatu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet. Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatra dan berada pada persimpangan menuju provinsi Sumatra Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatra dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Dua Kesultanan besar pernah berdiri di sini, yakni Kesultanan Bilah yang beribu kota di Negeri Lama dan Kesultanan Panai yang beribu kota di Labuhan Bilik.
Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu

Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Prapat. Kabupaten Labuhanbatu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet.Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Provinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Pada mulanya luas kabupaten ini adalah 9.223,18 km² atau setara dengan 12,87% dari luas Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Sebagai Kabupaten terluas kedua setelah Kabupaten Tapanuli Selatan , sedangkan jumlah penduduknya sebanyak 1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Kabupaten Labuhanbatu terletak pada koordinat 10 260 – 20 110 Lintang Utara dan 910 010 – 950 530 Bujur timur. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka luas kabupaten ini menjadi 2.562,01 km² dan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2008. Pada tahun 2003 Kabupaten ini menjadi salah satu daerah kabupaten/kota dengan ekonomi terbaik se-indonesia.
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupatenyang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Prapat. Kabupaten Labuhanbatu terkenal dengan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet. Dua Kesultanan besar pernah berdiri di sini, yakni Kesultanan Bilah yang beribukota di Negeri Lama dan Kesultanan Panai yang beribukota di Labuhan Bilik. Sistem Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat monarkhi. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari.hari (semacam Perdana Menteri). Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang.Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir.Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama.Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik.Ditambah 1 (satu) Half-bestuur yaitu Kerajaan Kampung Raja berkedudukan di Tanjung Medan.
Masa Penjajahan Belanda
Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai keterangan yang dihimpun diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk Labuhanbatu berkisar tahun 1825. Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi (sekitar tahun 1831).
Pada tahun 1862 kesatuan Angkatan Laut Belanda di Bawah Pimpinan “Bevel Hebee” datang kekampung Labuhanbatu (di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang) melalui sungai Barumun. Di Kampung Labuhanbatu tersebut Belanda membangun tempat pendaratan yang terbuat dari batu beton. Lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan/persinggahan kapal-kapal yang kemudian menjadi sebuah kampong yang lebih besar, namanya menjadi “Pelabuhan Batu”, akhirnya nama Pelabuhan Batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “Labuhanbatu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama Wilayah Kabupaten Labuhanbatu. Dalam perkembangan selanjutnya Pemerintah Kolonial Belanda secara yuridis formal menetapkan Gouverment Bisluit Nomor 2 Tahun 1867 tertanggal 30 September 1867 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang meliputi 3 (tiga) Onder Afdeling yaitu :
- Onder Afdeling Batu Bara dengan Ibukota Labuhan Ruku.
- Onder Afdeling Asahan dengan Ibu Kota Tanjung Balai.
- Onder Afdeling Labuhanbatu dengan Ibukota Kampung Labuhanbatu.
Dan secara administratif pemerintahan wilayah Labuhanbatu merupakan bagian dari wilayah Afdeling Asahan yang dipimpin Asisten Residen (Bupati) sedangkan Onder Afdeling dipimpin Contreleur (Wedana). Pada awalnya Contreleur Labuhanbatu berkedudukan di Kampung Labuhanbatu, kemudian pada tahun 1895dipindahkan ke Labuhan Bilik, tahun 1924 dipindahkan ke Marbau, tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batudan pada tahun 1932 dipindahkan ke Rantauprapatsampai kemerdekaan diproklamirkan 17 Agustus 1945.
Zaman Penjajahan Jepang
Pada Tanggal 3 Maret 1942 bala tentara Dai Nippon (Jepang) mendarat di Perupuk (Tanjung Tiram). Dari Perupuk tentara Jepang bergerak ke Tanjung Balai dan selanjutnya masuk ke wilayah Labuhanbatu untuk merebut Kota Rantauprapat.
Pada masa pemerintahan Jepang Sistem Pemerintahan Hindia Belanda dilanjutkan dengan Sistem Pemerintahan Zelf Bestuur dan kekuasaan Sultan/Raja berlangsung. Untuk memonitoring kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Sultan/Raja, Pemerintah Jepang membentuk Fuku Bunsyuco. Disamping itu istilah-istilah Pimpinan Tingkatan Pemerintahan diganti dari Bahasa Belanda ke Bahasa Jepang.
Masa Kemerdekaan
Pada tanggal 2 Oktober 1945, Mr. Teuku Muhammad Hasan dingakat menjadi Gubernur Sumatera, kemudian pada tanggal 3 Oktober 1945 Gubernur Sumatera mengabarkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang pada saat itu dihadiri oleh utusan/wakil-wakil daerah. Sesampainya di daerah masing-masing Utusan Daerah tersebut mengadakan pertemuan dengan pemuka-pemuka masyarakat untuk membentuk Komite Nasional Daerah (KND) Labuhan batu.
Pada tanggal 16 malam 17 Oktober 1945 bertempat di rumah dinas Kepala PLN Rantauprapat diadakan rapat dan secara resmi tanggal 17 Oktober 1945 dibentuk Komite Nasional Daerah Labuhanbatu. Dalam rapat tersebut juga ditetapkan sebagai Ketua adalah Abdul Rahman sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan dan wakil ketuanya dr.hidayat.
Setelah terbentuknya Komite Nasional Daerah Labuhanbatu, maka Pemerintahan Swapraja di Labuhanbatu menjadi berakhir. Tugas dan Tanggung Jawab Pemrintahan diambil alih oleh Komite Nasional daerah Labuhanbatu. Dengan Demikian pada tanggal 17 Oktober 1945 secara resmi telah dibentuk Pemerintahan di Kabupaten Labuhanbatu.
Pada tanggal 26 Juni 1946 Dewan (Legislatif) Keresidenan Sumatera Timur menetapkan antara lain : mengangkat 6 orang Bupati untuk 6 Kabupaten di Sumatera Timur, salah satu diantaranya adalah Gause Gautama Pimpinan Taman Siswa Kisaran diangkat menjadi Bupati Labuhanbatu.
Ketetapan dimaksud selanjutnya dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera tanggal 26 Juni 1946 dan berlaku terhitung mulai tanggal 1 Juli 1946. dengan demikian istilah Bupati mulai digunakan sejak tanggal 1 Juli 1946 di 6 Kabupaten di Sumatera Timur termasuk Labuhanbatu.
Labuhan batu juga mempunya tempat wisata yang indah dan unik di antara nya sebgai berikut:
Pulau Sikantan di Tanjung Sarang Elang

Pulau Sikantan diambil dari nama seorang anak muda pada zaman dahulu, konon katanya Sikantan mendapatkan murka dari Allah karena dia menjadi anak yang durhaka. Ceritanya begini:
Sikantan adalah seorang anak muda mempunyai orang tua yang sudah tua renta. Mereka tinggal disebuah desa yang berada di Labuhan Bilik, desa itu bernama sungai merdeka. Sebelum Indonesia merdeka desa itu bernama ‘’sungai durhaka’’.
Dinamakan desa ini dengan sungai durhaka adalah dahulunya ada seorang anak muda yang durhaka kepada kedua orang tuanya (namanya Sikantan), terlebih lagi kepada ibunya yang sudah tua renta. Dia malu mengakui ibunya yang miskin setelah dia menjadi kaya raya karena mempersunting anak seorang raja, lalu Allah menenggelamkan seluruh kapal mereka dan menjadi sebuah pulau. Sejak saat itulah desa ini dinamakan sungai durhaka, namun setelah Indonesia merdeka desa ini dirubah oleh penduduk setempat menjadi sungai merdeka, karena kesan namanya tidak enak didengar.
Masyarakatnya juga masih menggunakan air sungai sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian sampai buang air besar juga masih disana. Kelihatannya kesehatan sungai tersebut sungguh sangat memperihatinkan sekali. Karena rumah masyarakat disana rata-rata dekat dengan sungai, makanya untuk hal keperluan sehari ibu-ibu disana masih ketergantungan dengan sungai.
Air Terjun Linggahara Rantau Perapat

Berlokasi di kawasan Rantau Prapat, Labuhanbatu tepatnya di Ujung Bandara. Dengan menempuh jarak sekitar 9 km dari alun-alun kota Rantau Prapat membuat tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan pada waktu-waktu libur panjang tertentu.
Rantau Prapat menawarkan keindahan alam yang masih alami degan udara yang sangat segar ditambah dengan percikan air terjun yang begitu deras dan jernih, Berkunjung ke tempat ini tidak lengkap rasanya kalau tidak menyempatkan diri untuk menikmati segarnya air terjun bersama teman-teman atau keluarga. Semua fasilitas yang dibuat oleh pengelolah sangat ramah terhadap lingkungan, seperti tempat duduk yang terbuat dari kayu dan batu dan pondok yang terbuat dari kayu-kayu alam membuat pemandangan di sekitar menjadi indah. Dari celah-celah bebatuan bukit barisan mengalir air terjun dengan ketinggian 20-30 meter. Setiap pengunjung di kenakan biaya masuk Rp.8000/kepala dan biaya parkir dikenakan Rp.4000 per-kendaraan.
Air Terjun Londut

Air terjun Aek sordang Londut, terletak 20 km dari ibukota Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara, tiap Minggu dan liburan dijadikan warga tempat rekreasi lokal.
Warga dari luar kota juga sering berkunjung ke Air terjun Aek sordang untuk mandi dan melihat alamnya yang sejuk.
Diperkirakan puluhan bahkan ratusan pengunjung datang ke Aek sordang per bulannya untuk bersantai dan mandi terutama kaum muda.
Pemerintah kabupaten labura, dapat menjadikan tempat seperti ini sebagai tujuan wisata lokal yang dapat menguntungkan masyarakat dan mendatangkan PAD bagi Pemkab Labura.
Pemeliharaan dan pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab pemerintah yang dapat mengangkat Kabupaten Labura menjadi daerah yang berpotensi sejajar dengan daerah berkembang lain.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Labuhanbatu
- https://peta-kota.blogspot.com/2017/01/peta-kabupaten-labuhanbatu.html
- https://kabupatenlabuhanbatu.blogspot.com/
- https://www.kuwaluhan.com/2019/01/sejarah-awal-mula-kabupaten-labuhan.html
- https://santosndrew.blogspot.com/2013/11/sejarah-kabupaten-labuhan-batu.html
- https://panorama-wisata-indah.blogspot.com/2017/02/tempat-tempat-wisata-di-labuhanbatu.html
- https://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/kabar/11/11/17/luszrw-melihat-keindahan-sungai-labuhan-bilik-dan-pulau-sikantan
- https://travel.tempo.co/read/1453568/5-destinasi-alam-keren-di-rantau-prapat-ada-pantai-monyet/full&view=ok