Ada sebuah pepatah yang menyebutkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Pepatah itu pun memang benar adanya, karena tanpa adanya pahlawan yang berjuang meraih kemerdekaan, tentunya Indonesia tidak akan bisa merdeka seperti saat ini. Dari sekian banyak pahlawan yang turut berjuang merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah, salah satunya adalah Raja Sisingamangaraja XII.
Sisingamangaraja XII menjadi salah satu raja terkenal di Indonesia. Berasal dari Sumatra Utara, Sisingamangaraja XII begitu dikenal luas dengan aksi heroiknya melawan kolonial Belanda. Ia beserta keluarga sempat menjadi buron pihak Belanda setelah berhasil menghancurkan istana di Bakkara tahun 1883.
Cerita heroik Sisingamangaraja XII berakhir pada tahun 1907. Tepat pada 17 Juni, Sisingamnagaraja XII menghembuskan napas terakhirnya setelah ditembak oleh musuh. Ia meninggalkan sebuah istana yang dikenal dengan nama Istana Sisingamangaraja.
Baca Juga : Menjelajahi Pulau Samosir, Jantung Budaya Batak Toba
Hanya melangkah sejauh 13 kilometer dari Kota Doloksanggul, atau kurang lebih 40 kilometer dari Bandara Silangit, kita akan menemukan satu jejak kebanggaan sebagai orang Batak, Istana Sisingamangaraja. Bentuk dan ornamen istana ini pantas disebut sebagai personifikasi gagah beraninya orang Batak dari zaman dahulu.
Raja Sisingamangaraja XII adalah seorang raja yang sangat pemberani dan menolak tunduk pada pemerintah kolonial Belanda. Dengan semangatnya yang membara dan juga mendapat dukungan serta bantuan dari masyarakat Sumatera Utara, Raja Sisingamangaraja XII berhasil melakukan perlawanan sengit dan membuat Belanda merasa kualahan. Merasa terancam, Belanda pun mengejar-ngejar Raja Sisingamangaraja beserta keluarganya, dan bahkan mereka sempat menghancurkan istana kerajaan yang berada di Bakkara pada tahun 1883.
Meskipun demikian, hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Raja Sisingamangaraja XII untuk terus melakukan perlawanan pada Belanda. Sang raja bersama dengan pengikutnya bahkan telah berjanji akan terus berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mengusir Belanda dari Tanah Air. Cerita heroik Raja Sisingamangaraja XII yang bergelar Patuan Bosar Ompu Pulau Batu itu pun berakhir pada 17 Juni 1907, setelah sang raja meninggal karena tertembak.
Istana Sisingamangaraja sendiri adalah bangunan yang menjadi tempat tinggal raja yang memiliki luas sekitar 100 m x 100 m.
Di dalam istana juga terdapat tiga buah rumah, yang masing-masing disebut dengan Rumah Bolo, Sopo Bolon, dan Sopo Parsaktian. Menariknya, di dalam istana juga terdapat makam dari Raja Sisingamangaraja X dan Raja Sisingamangaraja XI.
Tak hanya sekedar traveling ke Istana Sisingamaraja, seringkali juga pasangan kekasih yang akan mengikat janji pernikahan mengabadikan momen pranikahnya di lokasi ini. Kekuatan dan keindahan setiap karya seni yang luar biasa pada tubuh rumah bolon, menambah aura siapa saja yang berfoto dengan latarbelakang rumah tersebut, semakin terpancar.
Saat berkunjung ke istana Raja Sisingamangaraja, pengunjung tidak hanya bisa belajar sejarah. Tetapi, di komplek istana para pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam dari Sumatera Utara. Kemudian, fasilitas istana juga cukup lengkap. Para pengunjung tidak akan kesulitan untuk menemukan toilet atau pun tempat sampah.
Menurut informasi yang didapatkan, para pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah untuk masuk ke Istana Sisingamangaraja. Jadi gak perlu mahal untuk bisa masuk ke istana. Untuk menjaga keaslian dan kebersihan bangunan bersejarah, para pengunjung diminta untuk melepas alas kaki ketika akan memasuki Istana Sisingamangaraja.
FOLLOW
Baca artikel menarik lainnya di – batakita.com
sumber : wisato.id