
sumber gambar : andalastourism.com
Masyarakat Indonesia dan khususnya warga Sumatera Utara (Sumut) belum banyak mengenal dan mengetahui bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) memiliki sebuah peninggalan situs sejarah perjuangan saat jaman kolonial berupa jalan terowongan.
Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) merupakan salah satu kabupaten dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Di daerah ini, selain menyimpan objek wisata yang tidak kalah indah dengan Bali dan Lombok juga menyimpan goa yang fenomenal dan menyimpan sejarah saat masa penjajahan Belanda, sebut saja Goa Batu Lobang.
Sebenarnya terowongan ini bernama Goa Belanda, namun masyarakat setempat dan wisatawan lebih sering menyebutnya dengan istilah Batu Lobang. Meski terlihat hanya seperti terowongan biasa, namun ada cerita pilu yang tersimpan di balik pengerjaan Batu Lobang ini.

Dari kisah yang beredar, Batu Lobang ini telah menjadi saksi bisu atas kekejaman Belanda terhadap rakyat Tapanuli Tengah. Tidak tau kapan tahun pasti pembangunan jalan terowongan Batu Lubang itu dimulai. Ada yang menyebutkan, Batu Lubang dibangun pada tahun 1930 atau sekitar 84 tahun lalu. Namun ada cerita sejarah yang lain menyebut Batu Lubang dibangun pada tahun 1900 atau sekitar 114 tahun silam.
Cerita sejarah pembuatan Batu Lubang bisa dilihat di prasasti yang terletak di dinding bukit dekat jalan terowongan Lubang Batu itu. Dalam sejarahnya, pembangunan Batu Lubang melibatkan rakyat Tapanuli dan pejuang-pejuang kemerdekaan lainnya. Konon, banyak darah rakyat tertumpah selama pembuatan jalan Batu Lubang ini, karena capek dan tak kuat menahan lelah dipaksa bekerja terus-menerus.
Baca Juga : Mengunjungi Situs Megalitikum: Makam Tua Raja Sidabutar
Jasad korban disebut dibuang begitu saja ke dalam jurang di sisi Batu Lubang. Mereka tidak diberi cukup makanan, sementara harus menembus dinding gunung dengan alat seadanya. Tujuan dibangunnya Batu Lubang itu untuk mempermudah akses transportasi yang mengangkut hasil bumi dari dan ke Tarutung.
Ketika mula dibangun, jalan terowongan itu berukuran kecil dan hanya bisa dilintasi oleh kendaraan kecil. Namun seiring berkembangnya zaman, lebar badan terowongan diperlebar hingga bisa dilintasi oleh kendaraan besar seperti truk.

Tak hanya satu, ada dua terowongan Batu Lobang ini wilayah ini. Jarak antara satu terowongan dengan terowongan lainnya hanya sekitar 70 meter.
Batu Lobang kedua memiliki ukuran lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengan Batu Lobang yang pertama. Seiring perkembangan zaman, lebar badan terowongan telah mengalami pelebaran dari semula.

Melintas di Batu Lobang seperti merasa masuk ke dalam goa atau terowongan. Tidak hanya disinggahi, Batu Lobang juga kerap dijadikan sebagai spot foto bagi sebagian orang.
Para pengendara yang melintas di Batu Lobang harus bergantian. Hal ini karena Batu Lobang hanya bisa dilewati satu arah saja. Kendaraan terutama roda empat, tidak bisa melintasi Batu Lobang dari arah berlawanan secara bersamaan.

FOLLOW
Baca artikel menarik lainnya di – batakita.com
sumber : merdeka.com