
sumber gambar : yuksinau.id
Batak Simalungun adalah salah sub Suku Bangsa Batak yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Simalungun memiliki pakaian adat, namun yang akan kita bahas kali ini adalah penutup kepala, yaitu : “Gotong” untuk pria dan “Bulang” untuk wanita.

GOTONG

Gotong merupakan aksesoris penutup kepala yang khusus digunakan oleh kaum pria di Simalungun sebagai keelengkapan pakaian adat. Gotong akan selalu hadir dalam setiap perayaan adat Simalungun. Pemakaian gotong dalam perayaan adat Simalungun merupakan bagian dari simbol budaya etnik Simalungun. Walaupun gotong hanya bagian dari aksesoris pelengkap dalam pakaian adat Simalungun, akan tetapi gotong menyimpan berbagai kisah didalamnya, mulai dari sejarah hingga makna yang terkandung didalamnya.
Kain yang digunakan sebagai bahan pembuat gotong adalah kain batik/bermotif batik dari Jawa. Tentu ini menjadi sesuatu hal yang menarik, kenapa harus kain batik? Berdasarkan pengakuan dari salah seorang narasumber menyebutkan bahwa dahulu pada masa zaman Majapahit, leluhur masyarakat Simalungun yang merupakan Raja Simalungun telah melakukan hubungan perdagangan dengan Kerajaan Majapahit yang pada masa itu masuk ke kawasan Simalungun. Saat itu dibuatlah sebuah perjanjian antara Majapahit dengan Raja Simalungun tadi, perjanjian kerjasama perdagangan. Sebagai simbol ikatan kerja sama tersebut utusan Majapahit menyerahkan beberapa helai kain batik kepada Raja di Simalungun. Sebagai bentuk penghargaan atas pemberian utusan Majapahit tersebut kemudian Raja Simalungun menggunakan kain batik tersebut sebagai penutup kepala, gotong.
Dan pada zaman dahulu raja-raja inilah yang memakai gotong tersebut :
1. Raja Siantar Tuan Sawadim Damanik Bariba.
2. Raja Dolog Silou Tuan Ragaim Purba Tambak.
3. Raja Sidamanik Tuan Ramahadim Damanik Bariba.
4. Raja Raya Tuan Gomok Saragih Garingging.
5. Raja Tanoh Jawa Tuan Kaliamsyah Sinaga Dadihoyong.
BULANG

Di Kabupaten Simalungun, ada kain Bulang yang merupakan ciri khas daerah ini sejak zaman dulu. Ada juga yang menyebutnya dengan Bulang Sulappei. Kain Bulang ini jika dilihat sekilas memang terkesan mirip dengan Ulos, namun penggunaannya yang berbeda. Kain ini sangat unik karena hanya digunakan oleh kaum perempuan saja dan dipakai di bagian kepala.
Kain Bulang ini bisa digunakan saat menghadiri acara pesta adat atau pun untuk beraktivitas sehari-hari. Biasanya masyarakat menggunakan kain Bulang saat beraktivitas di rumah, maupun saat ke luar rumah, seperti pergi ke ladang maupun ke pasar. Sedangkan untuk acara pesta adat, kain Bulang biasanya digunakan pada saat menikah maupun menghadiri upacara adat pernikahan.
Kain Bulang jenisnya juga beragam. Ada Bulang Sulappei yang digunakan anak muda saat pesta adat, ada Bulang Gijang yang dipakai oleh perempuan yang sudah berusia tua dan Bulan Teget untuk pengantin atau pelantikan dalam berbagai hal pemerintahan.
Konon, zaman dulu kain Bulang ini dipakai oleh para perempuan di Simalungun khusus untuk ibu rumah tangga yang akan menghidangkan makanan sehingga rambutnya tidak terurai dan tidak jatuh ke dalam makanan. Meski seiring perjalanan waktu, kain Bulang ini bisa juga dipakai oleh perempuan yang belum menikah. Sayangnya, saat ini semakin sedikit perempuan di Simalungun yang masih mempertahankan tradisi memakai kain Bulang ini.

Baca berita menarik hanya di batakita.com
sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id