
sumber gambar : budaya-indonesia.org
Untuk kamu yang sering hadir dalam acara adat atau yang biasa disebut kerja tahun masyarakat Karo pasti sudah tidak asing lagi dengan olahan tepung ketan dan tepung beras dengan perpaduan rasa yang gurih dan manis ini. Bagi suku Batak Karo, cimpa tidak pernah asing dan sering dihidangkan di berbagai acara.

Cimpa adalah salah satu makanan yang sangat penting bagi orang Karo. Cimpa harus ada di setiap pelaksanaan acara-acara adat suku Karo. Cimpa harus dihadirkan saat berlangsungnya acara pesta adat pernikahan, kerja tahun atau merdang merdem, dan kematian. Jika dalam salah satu acara adat tersebut tidak dihadirkan cimpa, maka acara tersebut dianggap kurang dan tidak sempurna.
Pada awalnya, cimpa dihadirkan hanya pada saat acara kerja tahun atau merdang merdem suatu desa saja. Pembuatan cimpa tersebut dilakukan pada hari ke enam, pada saat kerja tahun atau merdang merdem. Cimpa disediakan di setiap rumah, di suatu kampung yang sedang melaksanakan kerja tahun. Namun pada saat ini, dalam acara-acara adat Karo, cimpa selalu disediakan.

Cimpa memiliki tiga jenis, yang perbedaan antara tiga jenis cimpa ini hanya terletak pada cara pembuatan dan untuk acara adat apa cimpa tersebut disediakan
1. Cimpa Unung
Dalam pembuatan cimpa unung, tepung beras ketan merah atau putih dicampur dengan air sedikit. Lalu, adonan beras ketan dengan air diisi dengan sedikit campuran dari kelapa dan gula merah atau yang disebut dengan inti. Setelah adonan tadi diisi dengan inti, adonan tersebut dibungkus dengan daun pisang. Selanjutnya, adonan dikukus selama 20 sampai 30 menit
Jenis cimpa ini adalah yang paling lazim digunakan dalam acara-acara adat Karo. Dalam acara merdang merdem, cimpa unung adalah salah satu makanan utama yang harus disediakan. Cimpa unung adalah jenis cimpa yang cukup sulit pembuatannya.
2. Cimpa Tuang
Dalam pembuatan cimpa tuang, semua bahan seperti beras ketan, sagu, telur, kelapa, dan gula merah dicampur menjadi satu adonan. Setelah itu, adonan tersebut digoreng di atas panci yang sudah diolesi daging lemak sapi. Jenis cimpa ini biasanya disediakan sebagai bekal atau oleh-oleh. Pembuatannya lebih mudah dan penyajiannya tidak serumit cimpa unung.
3. Cimpa Matah
Pembuatan cimpa matah lebih mudah dan unik lagi. Dalam pembuatan cimpa matah, beras ketan, kelapa, gula merah ditumbuk jadi satu. Hasilnya disediakan dalam bentuk bubuk dan disediakan di atas piring. Biasanya cimpa ini dimakan untuk acara harian saja.

Keberadaan cimpa sebenarnya tidak memiliki filosofi khusus, namun rasa dan cara pembuatannya memiliki ajaran hidup yang sangat berarti. Rasa manis pada cimpa memberikan arti hidup untuk selalu bersuka cita. Sedangkan cara pembuatan mengajarkan untuk berbagi kepada sesama.
Baca berita menarik lainnya di batakita.com
sumber : suarausu.or.id