bagi orang Batak Toba untuk memanggil seorang paman saja, ada banyak jenis panggilan yang harus disesuaikan dengan silsilah keluarga, yaitu tulang, amanguda, amangboru, atau amangtua. Tutur Sapa Masyarakat Batak Toba adalah merupakan panggilan/sebutan dalam masyarakat Batak Toba. Yuk Mengenal Lebih Dekat Tradisi dan Budaya Batak
Agar mudah untuk memahami, artikel dari batakita.com mencantumkan contoh gambar dua silsilah keluarga Batak Toba. Dua silsilah tersebut mewakili perbedaan panggilan kepada berbagai pihak yang ada di dalam keluarga atau yang di dalam masyarakat Batak disebut sebagai partuturan. Artikel ini akan jelaskan arti masing-masing dari setiap panggilan tersebut.
- Opung Doli atau Opung Boru
Opung doli adalah sebutan untuk kakek kita dan opung boru adalah sebutan untuk nenek kita. Namun, panggilan opung juga dapat digunakan kepada saudara dari opung doli dan opung boru kita, ataupun orang-orang yang kedudukannya setara dengan mereka.
2 Amang atau Inang
Amang
Amang adalah sebutan untuk ayah kita dan inang adalah sebutan untuk ibu kita. Namun, tidak jarang juga panggilan ini diganti dengan bapa atau omak. Jika yang dimaksud adalah orang tua secara kolektif, bukan individual, kita memanggil mereka dengan sebutan natoras atau natua-tua.
a. Bapak kandung kita, disapa dengan Amang atau Among.
b. Panggilan kasih sayang kepada suami.
c. Panggilan kasih sayang kepada anak laki-laki.
d. Panggilan umum untuk semua Bapak-bapak yang kita hormati (sebelum diketahui hubungan kekerabatan).
3 Amangtua atau Inangtua
Panggilan ini memiliki makna yang sama dengan pakde dan bude dalam adat Jawa. Jika dilihat dari sudut pandang keluarga ayah, amangtua adalah sebutan untuk kakak laki-laki ayah. Inangtua adalah sebutan untuk istri dari amangtua kita. Sebaliknya, jika dilihat dari sudut pandang keluarga ibu, inangtua adalah sebutan untuk kakak perempuan dari ibu kita dan suaminya kita panggil dengan sebutan amangtua.
Amangtua
1. Abang langsung dari ayah.
2. Semarga, dan memiliki no. generasi setingkat dengan ayah, yang nomor urutnya lebih tinggi. no. urut disini adalah no. urutan anak ke sekian. Contoh: Siraja Oloan memiliki 4 orang anak yaitu Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela. Sihite dan Manullang. Anak-anak dari Sihotang memanggil Amang tua kepada Naibaho.
3. Suami dari kakak perempuan ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang semarga dengan ibu.
Inang tua
Isteri dari abang ayah. Juga inang tua marpariban
4 Amangboru atau Namboru
Namboru atau saat ini lebih sering ditemui dengan sebutan bou adalah sebutan untuk saudara perempuan dari ayah kita dan tidak dipengaruhi oleh usia. Artinya, baik itu kakak maupun adik perempuan ayah kita memiliki panggilan yang sama.
Amang boru
Suami dari namboru.
Namboru
1. Saudara perempuan dari ayah, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga.
2. Semarga, dengan nomor generasi lebih tinggi. Untuk wanita, jika nomor gererasi lebih tinggi 2 tingkat atau lebih, tetap dipanggil namboru.
3. Namboru suami saya (saya perempuan).
4. Mertua perempuan dari iboto saya (saya laki-laki).
5. Mertua perempuan dari kakak perempuan saya (saya perempuan).
6. Ibu dari amang bao saya (saya perempuan).
5 Amanguda atau Inanguda
Panggilan ini memiliki arti sebaliknya dari amangtua dan inangtua. Jika dilihat dari sudut pandang keluarga ayah, amanguda merujuk kepada adik laki-laki dari ayah kita dan istrinya disebut dengan inanguda. Sementara jika dilihat dari sudut pandang keluarga ibu, inanguda adalah sebutan untuk adik perempuan dari ibu kita dan semuanya disebut dengan amanguda.
Amanguda, bapa uda
1. Adik laki-laki dari ayah kita.
2. Suami dari adik ibu kita.
3. Suami dari pariban ayah kita.
Inang uda
Isteri dari adik ayah. Juga inang uda marpariban.
6 Tulang atau Nantulang
Selain opung dan lae, panggilan ini mungkin yang paling banyak didengar oleh orang-orang yang bukan berdarah Batak. Tulang sendiri merujuk kepada saudara laki-laki dari ibu kita tanpa memperhatikan usia. Nantulang adalah sebutan untuk istri dari tulang kita.
Tulang
1. Saudara laki-laki dari ibu.
2. Pria yang semarga dengan ibu, dan memiliki no. generasi setingkat dengan ibu.
3. Panggilan untuk anak laki-laki dari tunggane (tulang naposo saya (saya laki-laki)).
4. Bapak dari ompung bao saya (tulang mangulaki).
5. Panggilan umum untuk kelompok hula-hula.
Nantulang
1. Isteri dari tulang.
2. Ibu dari ompung bao saya (nantulang mangulaki).
3. Isteri dari putra tunggane saya (nantulang naposo).
7 Haha, Anggi, atau Ito
Ketiga panggilan ini merujuk kepada saudara kandung kita. Kepada kakak yang segender, kita memanggilnya dengan haha atau akang (akang boru jika perempuan), atau lebih sederhana lagi dengan abang atau kakak. Kepada adik yang segender, kita memanggilnya dengan anggi. Untuk saudara kandung yang berbeda gender, kita memanggilnya ito tanpa melihat tingkatan umur.
Haha
Abang.
Anggi, adik
1. Adik kandung.
2. Adik lelaki dari suami.
3. Adik perempuan dari istri.
4. Semarga dengan no. generasi sama, tetapi urutan lebih rendah.
4.Suami dari pariban ayah kita.
5. Bapak dari ompung doli kita (amang tua mangulahi), ada juga menyebut ompung nini.
Ito, iboto
1. Saudara pria / wanita dalam satu keluarga.
2. Pria / wanita semarga dengan no. generasi sama.
3. Wanita dengan no. generasi lebih tinggi memanggil Ito kepada pria semarga dengan no. generasi lebih rendah.
4. Anak laki-laki / perempuan dari saudara perempuan ibu.
5. Pria / wanita sesama suku Batak yang tidak semarga.
6. Semua anak laki-laki dari amang-uda dan amang-tua saya (saya perempuan).
7. Semua anak laki-laki dari tulang saya (saya perempuan).
8. Panggilan kepada cucu iboto saya (ito mangulaki).
8 Lae atau Eda
Kedua panggilan ini merujuk kepada suami atau istri dari saudara kandung kita alias ipar kita yang segender dengan kita. Lae digunakan oleh seorang laki-laki kepada ipar laki-laki, dan eda digunakan oleh seorang perempuan kepada ipar perempuan. Sementara jika kita ingin memanggil ipar yang berbeda gender, dapat menggunakan sebutan yang sama dengan menyebut kakak atau adik kita, yaitu haha atau anggi.
9 Amangbao atau Inangbao
Kedua panggilan ini digunakan untuk menyebut suami atau istri dari ipar kita. Inangbao digunakan oleh seorang laki-laki untuk menyebut istri dari iparnya, sementara amangbao digunakan oleh seorang perempuan untuk menyebut suami dari iparnya.
10 Anak atau Boru
Sebutan untuk anak dalam masyarakat Batak juga dibedakan berdasarkan gendernya. Anak digunakan untuk menyebut anak laki-laki, sementara boru digunakan untuk menyebut anak perempuan.
11 Hela atau Parumaen
Hela digunakan untuk menyebut menantu pria kita, sementara parumaen digunakan untuk menyebut menantu perempuan kita. Namun, sebutan ini juga bisa digunakan untuk menyebut anak dari ito kita. Hal ini disebabkan karena di Batak sendiri, banyak pernikahan yang dilakukan antara pariban (seorang laki-laki dengan anak tulangnya, atau perempuan dengan anak namborunya). Pernikahan ini secara tidak langsung menyebabkan seorang keponakan menjadi menantu dari seseorang.
12 Bere
Bere digunakan sebagai sebutan untuk keponakan kita.
13 Pahompu
Pahompu merujuk kepada cucu kita, tanpa memperhatikan gender tertentu.
Nah, itu adalah panggilan-panggilan yang ditemui di dalam adat masyarakat Batak Toba. Semoga bermanfaat
https://mojok.co/terminal/memahami-beragam-panggilan-dalam-masyarakat-batak-toba/