
Alkisah Dipinggir sungai Barumun tepatnya dilubuk Buaya desa Binabo tersohor panglima Raja Hasibuan yang bernama Oleng-Oleng Daulay dengan seorang istri yang bernama Namora Pandapotan Hasibuan. Oleng-oleng Daulay digelar Oppu Parmata Sapihak karena memihak kepada paribannya yang bermarga Hasibuan, bukan kepada kahangginya yang bermarga Daulay.
Oppu Parmata Sapihak dikarunia empat orang keturunan, tiga orang putera, dan satu orang putri. Adapun nama-nama anak Oppu Parmata Sapihak adalah Datu Manunggom Dilaut, Panglima Badar Sadari, Doli-Doli Tagolan yang meninggal dalam usia balita dan Taja Ribu Taja yang lebih dikenal dengan sebutan Putri Sambilan Jogi. Kenapa dikatakan Putri Sambilan Jogi karena sembilan pangeran dari sembilan kerajaan yang datang melamarnya, sama-sama menyatakan bahwa dialah gadis yang paling cantik dijagat ini. Selaras dengan itupula masyarakat luas yang pernah bertatap muka langsung dengan beliau menyatakan bahwa kecantikannya hampir mencapai kesempurnaaan. Kalau dikalkulasikan dengan hitungan matematika mencapai angka sembilan pulu sembilan . Kecantikan Taja Ribu Taja alias Putri Sambilan Jogi yang luar biasa membuat sembilan pangeran dari sembilan kerajaan yang datang melamarnya ngotot ingin menjadikan Putri Sambilan Jogi sebagai istrinya. Tapi sayangnya, setiap lamaran pangeran yang datang selalu ditolak dan berharap selalu pada peniup seruling yang tak dikenalnya itu. Karena Peniup seruling itu adalah makhluk bunian atau orang halus/jin, Sehingga membuat hati para pangeran tersebut bagai tertusuk duri.
Baca Juga : Mengenal Gondang Gotilon, Perayaan Pesta Panen Suku Batak
Untuk Ketenangan jiwanya , Putri Sambilan Jogi sengaja diungsikan ke Padang Mandersa oleh pihak keluarga besar Parmata Sapihak, dengan catatan agar dirinya lebih tenang dan lebih konsikuen dalam menentukan pilihan hatinya. Akibat desakan dan tekanan dari sembilan pangeran yang melamarnya membuat dilema besar bagi diri Putri Sambilan Jogi sendiri. Kecantikan rupa yang seyoganya membawa keberkahan bagi seseorang. Ternyata bagi diri Putri Sambilan Jogi sendiri, tidak sedemikian itu. Putri beranggapan bahwa gara-gara dirinyalah para pangeran tersebut bertengkar satu sama lain tidak ada yang mau mengalah. Semua sama memiliki hasrat untuk menjadikan Putri Sambilan Jogi sebagai Permaisuri kerajaan. Sehingga jiwanya terpental lalu bersumpah “Agar Jangan adalagi ketururnan boru Daulay yang terlahir cantik seperti dirinya, Kalaupun ada, tentu memiliki kekurangan diatas kecantikannya itu, yang tau hanya orang terdekatnya saja”.

Kuburan Sialang Bujing bertempat di Desa Siali-ali Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas, kira-kira 25 km dari kota sibuhuan. Kuburan Sialang Bujing ini menyimpan sebuah cerita seorang gadis yang sangat cantik jelita yang bernama Tajaributaja boru daulay. Karena kecantikannya yang luar biasa, bahkan sampai-sampai mencapai kesempurnaan, maka dirinya diberi gelar ” Putri 9 Jogi “. Beliau adalah putri semata wayang Oppu Parmata Sapihak.
Berabat-abat kisah keluarga Oppu Parmata Sapihak terpendam bak ditelan bumi. Tapi ceritanya selalu berkembang dimasyarakat sebagai warisan budaya bangsa. Warisan-warisan budaya tersebut, sampai sekarang masih tertata rapi dan menjadi objek wisata bagi masyarakat Kabupaten Padang Lawas maupun yang datang dari luar.
Baca Juga : Mengenal Keunikan Upacara Rakut Sitelu Khas Karo
Dapatkan update informasi seputar batak dan sumut setiap hari dari – batakita.com
Hastag : #budaya #sumut #Putrissambilanjogi #novel #borudaulay #warisanbudaya
Silakan juga sambangi website kami, http://www.batakita.com untuk info berita terkini dan paling menarik.
Jangan lupa klik Like bila Anda menyukai video ini, juga isi Comments tentang video ini atau kritik untuk perbaikan kami ke depannya. Jangan lupa juga SHARE video ini ke teman-teman Anda.
Subscribe Channel Youtube kami di: https://www.youtube.com/channel/UC5AO..
Untuk yang memiliki akun social media bisa follow kami di https://www.instagram.com/batakita_/
FOLLOW: