
sumber gambar : ninna.id
Tortor (tarian) merupakan tarian seremonial yang disajikan bersaman dengan penyajian musik gondang (Toba), gonrang (Simalungun), gordang (Mandailing).
Tortor lebih pas diartikan sebagai bentuk pengejawantahan ekspresi baik individu maupun kolektif yang muncul pada saat upacara adat maupun ritual lainnya. Sebenarnya tortor tercipta karena adanya upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi.

Tortor juga terikat dengan tatanan budaya, baik secara etika dan estetika yang menggambarkan ciri khas dari daerah atau masyarakat itu. “Tortor lebih pas diartikan sebagai gerakan ekspresi, baik perorangan maupun kelompok yang muncul pada saat upacara adat maupun ritual lainnya seperti upacara suka dan duka atau acara lain yang dianggap resmi dan melibatkan elemen masyarakat adat dan budaya,”.
Tortor Sombah merupakan salah satu warisan budaya Simalungun yang masih lestari sampai saat ini. Tarian atau Tortor Sombah dipersembahkan untuk menyambut raja pada zaman dahulu kala, ataupun menyambut tamu dan kerabat dekat, yang diiringi dengan musik atau gonrang. Tarian ini dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu maupun rombongannya. Bila tortor ini selesai disajikan baru ,yang lain dapat menarikan sesuatu tarian yang diingininya.
Kata sombah berarti sembah, namun makna sembah yang dimaksudkan dalam tari ini bukanlah persembahan kepada Tuhan atau sesuatu yang bersifat supranatural atau animisme, melainkan lebih kepada penyempurnaan rasa hormat dengan setulus hati kepada setiap individu dan masyarakat yang dihormati. Hal ini bertujuan untuk saling menjaga fungsi sosial dalam spirit komunal masyarakat Batak Simalungun, sehingga tari ini lebih tepat disebut tari penghormatan, dan bukan tari persembahan.
Tortor sombah ini telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat dengan istilah “sembah”. Secara umum, posisi menyembah ini diperlihatkan dua lakon,pertama,badan berdiri dengan posisi kepala menunduk (unduk), telapak tangan terbuka dan dirapatkan serta di taruh di depan wajah yang menunduk serta badan (torso) sedikit condong (membungkuk ke depan).

Tortor Sombah ini memiliki gerakan mangembas, manerser dan menyembah, dengan motif gerakannya sama dengan fungsinya sendiri. Adapun iringan musik Tortor Sombah, biasanya menggunakan Gonrang Bolon atau Gonrang Sipitu-pitu. Terdiri dari sarunei bolon, gonrang, mongmongan, ogung dan sitalasayak.
Tortor Sombah telah dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia di sela Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, 7-13 Oktober 2019 yang lalu.

Tortor memiliki makna yaitu sebagai penyemangat jiwa, seperti makanan untuk jiwa dan sebagai penghibur. Walaupun secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dalam dari gerakan-gerakkannya menunjukkan bahwa tortor adalah sebuah media komunikasi, dimana melalui gerak-gerakkan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.
Baca berita lainnya di batakita.com
sumber : ninna.id