Siapa sangka jika rumput halus di lambung atau usus besar sapi atau kerbau yang diproses dalam sistem pencernaan bisa menjadi santapan yang lezat dan khas. Masyarakat adat Karo di Sumatera Utara mengolahnya menjadi kuliner khas yang disebut Trites, atau Pagit-pagit (Pahit-pahit).
Seringkali menjadi guyonan, “kotoran sapi kok dimakan?” atau “orang Karo sangat kreatif, bahkan bahan yang tidak dipakai pun diolah menjadi sesuatu yang bernilai.”.
Trites merupakan salah satu kuliner khas Suku Karo. Trites atau pagit-pagit berarti pahit. Makanan ini berbentuk sup dengan kuah berwarna coklat. Bahan utamanya rumput isi perut besar sapi yang belum dicerna. Banyak orang yang beranggapan makanan ini berasal dari kotoran sapi. Tapi, isi perut yang dimaksud bukanlah kotoran (rumput) yang berasal dari usus besar atau dalam istilah biologi disebut reticulum, melainkan dari perut besar sapi dan belumlah menjadi kotoran.
Trites biasa disajikan pada saat pesta budaya, seperti perayaan merdang merdem (pesta tahunan), pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan lain-lain. Masakan ini merupakan menu favorit dan suguhan pertama yang diberikan kepada orang yang dihormati. Menurut tradisi masyarakat Karo, Trites ini merupakan makanan yang begitu lezat. Selain lezat makanan tersebut sangat berkhasiat untuk menjadi obat penyakit perut.
Seperti penyakit maag dan melancarkan pencernaan, serta, menambah nafsu makan. Hal ini karena Trites memiliki kandungan tanin yang terdapat di dalam bahan utamanya.
Nah, kamu wajib tahu bahwa di sini bukan rumptunya yang akan dimakan melainkan air perasannya. Caranya, rumput akan diperas lalu disaring dengan kain tipis. Hal ini bertujuan supaya serat dalam rumput tidak masuk. Kemudian, air perasannya akan direbus hingga 3 jam sehingga menghasilkan kaldu yang gurih.
Salah satu bumbu utama dalam pembuatan Trites adalah kayu cingkam atau sering juga dikenal dengan pohon gadog dan asam cikala (bunga kecombrang). Kedua bumbu ini harus digunakan untuk menghilangkan bau amis karena berasal dari perut sapi. Tak lupa juga bumbu khas lainnya seperti andaliman dan rimbang kemudian bumbu lain seperti cabai, jahe, kunyit, kemiri hingga serai.
Tidak bisa sembarang masak, jika salah meramu rasanya akan hambar bahkan bisa menimbulkan bau amis. Nah, supaya rasanya semakin gurih dan kaldunya yang kental masyarakat Karo biasanya mencampurkan susu ke dalam Trites.
Baca berita lainnya di – batakita.com
sumber : karokab.go.id