
Medan – Bahasa alas kluet dikenal sebagai bahasa yang dituturkan oleh Suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara dan Suku Kluet di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh.
Bahasa ini banyak memiliki kemiripan kosakata dengan bahasa Karo hingga umumnya Alas, dan Kluet. Bahasa ini tidak begitu sulit untuk dimengerti dalam percakapan bahasa tersebut. Nah, untuk mengetahui penjelasannya lebih lanjut, simak informasinya di sini.
Bahasa Kluet memiliki tiga dialek
Bahasa Kluet merupakan anak dari Bahasa Gayo dan Bahasa Alas karena orang dari suku Kluet mengerti dengan Bahasa Gayo dan Bahasa Alas. Ada beberapa kata dalam bahasa Kluet yang mirip dengan bahasa suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini hanya terdapat di beberapa daerah di Kabupaten Aceh Selatan.
Baca Juga: Kisah Mistis Patung Pangulu Balang Penjaga Masyarakat Batak Toba
Kecamatan-kecamatan di Aceh Selatan dengan bahasa Kluet sebagai bahasa pengantar yang dominan ditandai dengan nama awal kecamatan memakai kata ‘Kluet’, seperti Kecamatan Kluet Utara, Kluet Selatan, Kluet Timur, dan Kluet Tengah.
Bahasa Kluet memiliki tiga dialek yaitu Manggamat, Krueng Kluet, dan Paya Dapur.
Masyarakat Kabupaten Aceh Singkil menggunakan bahasa haloban yang mirip dengan bahasa devayan

Kabupaten Aceh Singkil adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 1999 dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Terdiri dari dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan.
Bahasa yang digunakan masyarakat di kabupaten Singkil ada beberapa bahasa yaitu bahasa Pakpak aslinya adalah bahasa dari Sumatra Utara, hanya saja karena Singkil termasuk salah satu kabupaten yang berbatasan dengan Sumatra Utara, terjadilah asimilasi antara kedua daerah ini. Provinsi Aceh tetap menetapkan bahasa Pakpak ini sebagai bagian dari bahasa daerah Aceh.
Bahasanya sedikit mirip dengan bahasa Pakpak namun masyarakat Singkil menolak jika bahasa Singkil dikatakan sebagai bahasa Pakpak. Kemudian, masyarakat Kabupaten Aceh Singkil menggunakan bahasa haloban yang mirip dengan bahasa devayan di Pulau Simeulu, tetapi penuturnya di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Keluwat adalah masyarakat yang mendiami beberapa kecamatan di kabupaten Aceh Selatan
Kluet atau Keluwat adalah masyarakat yang mendiami beberapa kecamatan di kabupaten Aceh Selatan yaitu kecamatan Kluet Utara, Kluet Selatan, Kluet Tengah dan Kluet Timur yang memiliki bahasa sendiri. Wilayah Kluet terletak 30 kilometer dari Ibu Kota Aceh Selatan atau sekitar 500 kilometer dari Kota Banda Aceh berbatasan dengan oleh sungai Lawe Kluet yang berhulu di Gunung Leuser dan bermuara di lautan Hindia.

Secara etnis, Suku Kluet termasuk dalam Rumpun Batak yakni Rumpun Batak Utara.Sebagaimana etnis rumpun Batak lainnya, Etnis Kluet atau Keluwat juga mempunyai marga yang masih umum dipakai oleh sebagian kalangan masyarakatnya. Masyarakat Kluet memiliki 5 jenis marga yaitu, Pelis, Selian, Bencawan, Pinem dan Caniago.
Marga yang terakhir (Caniago) adalah marga keturunan orang Minangkabau yang telah berasimilasi dengan Kluet sejak berabad-abad yang lalu. Empat marga di atas juga ditemukan dalam suku Alas, Karo, dan Pakpak.
Bahasa Kluet atau Kluat merupakan anak dari Bahasa Gayo dan Bahasa Alas karena orang dari suku Kluet mengerti dengan Bahasa Gayo dan Bahasa alas. Dan ada beberapa kata dalam bahasa Kluet yang mirip dengan bahasa suku Karo di Sumatra Utara. Bahasa ini hanya terdapat di beberapa daerah di Kabupaten Aceh Selatan.
Baca juga hal-hal lainnya: batakita.com
Hastag: #budaya #adatbatak #batakkaro #medan #sumut #kebudayaanbatak
Sumber: idntimes.com