Sumatra Utara kaya akan budayanya. Apalagi ada beragam suku. Salah satunya budaya Tari Sigale-gale.
Tarian ini merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat suku Batak, di Samosir. Tarian Sigale-Gale ini telah menjadi ikon pariwisata dari Provinsi Sumatera Utara secara umumnya. Dan untuk wilayah Samosir secara khususnya.
Baca Juga: 7 Lapisan Langit Menurut Mitologi Batak
Sigale-Gale sendiri merupakan sebuah boneka berbentuk manusia. Boneka ini dapat digerakkan, dan menari dengan diiringi musik tradisional. Tarian ini biasanya sering ditampilkan pada berbagai acara adat. Untuk lebih mengenal Tari Sigale-Gale, terdapat beberapa fakta menarik berikut ini tentang Sigale-gale.
1. Sejarah Tari Sigale-Gale
Dikutip dari Rumah belajar Kemdikbud, Boneka Sigale-gale sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Ceritanya, ada seorang raja di Huta Samosir memiliki seorang anak laki-laki.
Raja dari Samosir itu memerintahkan anaknya yang bernama Manggale melakukan perlawanan untuk merebut daerah di sekitarnya. Namun Manggale tewas dalam pertempuran itu. Sang raja pun bersedih dan terpukul karena Manggale adalah satu-satunya pewaris keturunan dari raja tersebut
Sang Raja jatuh sakit karena memikirkan sang anak. Untuk mengobati kesedihan sang raja, para penasihat membuatkan patung kayu menyerupai wajah anaknya. Kemudian dilakukan upacara pemanggilan arwah dari anak raja tersebut. Patung itu lalu ditunjukkan kepada sang raja yang akhirnya kembali bergembira dan sembuh.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Masyarakat Medan yang Wajib Kamu Tahu!
2. Sebagai pengiring upacara kematian
Dalam tradisi masyarakat Batak di Samosir. Tari Sigale-Gale ini biasanya akan dilakukan dalam upacara kematian. Terutama ketika yang meninggal adalah laki-laki. Masyarakat percaya bahwa tarian ini bisa mengantar arwah yang sudah meninggal.
Sigale-gale digerakkan dengan cara memegang talinya. Dengan iringan musik tradisional, boneka itu pun digerakkan layaknya manusia yang sedang menari.
Tari Sigale-Gale ini biasanya akan diiringi dengan musik tradisional, di setiap pertunjukannya. Musik yang mengiringi tarian ini disebut dengan musik gondang. Musik gondang sendiri biasanya terdiri dari suling, gendang, dan gong. Iringan musik ini akan dimainkan sesuai dengan gerakan para penarinya.
3. Tempat menonton Tari Sigale-gale
Boneka Sigale-gale juga dipakaikan busana tradisional ulos khas Batak. Begitu juga dengan para penarinya.
Salah satu jenis kain ulos adalah Ulos Antakantak yaitu Ulos yang dipakai sebagai selendang orang tua untuk melayat orang yang meninggal. Selain itu ulos tersebut juga dipakai sebagai kain yang dililit pada waktu acara manortor (menari).
Hingga saat ini Tari Sigale-gale terus dilestarikan. Bukan hanya untuk upacara kematian tapi juga berbagai pertunjukan untuk dikenalkan kepada masyarakat dan wisatawan.
Jika mau menonton langsung pertunjukan tradisional dari Tanah Batak itu, pergilah ke Samosir. Ada empat tempat pertunjukkan si gale-Gale dua di antaranya mudah dijangkau yaitu desa Tomok dan Museum Hutabolon Simanindo. Pengunjung dapat memesan langsung pertunjukan Sigale-gale dengan bayaran tertentu.
Nah, bagi para calon penerus bangsa, tentunya harus bisa mempertahankan budaya bangsa yang sudah ada sejak dulu kala seperti Tari Sigale-Gale ini.
Follow
Baca juga hal-hal lainnya: batakita.com
Hastag: #kuliner #terhits #kudapan #cimpa #kelapamarkisa #khasmedan #kulinermedan #kulinerbatak
Sumber: kompas.com/food