
Bukit Gundaling merupakan objek wisata yang terdapat di pinggirkota Berastagi, yang terletak kurang lebih 60 km dari kota Medan Jl. Jamin Ginting, Gundaling I, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara 22153 Pemberian nama Gundaling oleh masyarakat sekitar memiliki sejarah tersendiri.
Cerita yang merebak di masyarakat berkembang dari lisan ke lisan sehingga menjadi cerita rakyat tersendiri.
Awal kisah terbentuknya nama Bukit Gundaling adalah terjadi pada masa sebelum Indonesia merdeka. Di kisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang pemuda berkebangsaan Inggris yang tinggal di daerah Berastagi sebagai penyebar agama nasrani.
|Baca Juga: Asal Usul Danau Toba, Wujud Kekecewaan Istri Terhadap Suami Ingkar Janji
Suatu hari ketika berjalan-jalan di sebuah bukit dia bertemu dengan seorang gadis yang merupakan penduduk asli daerah tersebut. Gadis itu memiliki paras yang cantik dengan rambut panjang yang terurai, tutur bahasanya sopan dan lembut membuat sang pemuda begitu terpana dengan keelokan sang gadis.
Singkat kata, maka dengan rasa hati-hati dan sedikit ragu pemuda tersebut menyapa sang gadis, Walau bahasa daerah yang ia gunakan masih terlalu kaku. Tak terduga ternyata si gadis membalas sapaan pemuda tersebut walau dengan raut muka malu-malu maka mulailah sang pemuda mengajak sang gadis mengobrol sampai tak terasa waktu telah menjelang sore. Ketika sang gadis sadar jika waktu telah sore, gadis itu berpamitan kepada pemuda itu untuk pamitan pulang karena orang tuanya sudah menunggu di rumah.

Sang pemuda sebenarnya enggan untuk melepaskan sang gadis karena masih ingin berlama-lama dengannya, tapi karena sang gadis terus memaksa maka dengan berat hati direlakanlah sang gadis untuk pulang.
Sejak kejadian itu sang pemuda selalu teringat dengan sang gadis dan selalu ingin bertemu dengannya, demikian juga halnya dengan si gadis tadi. Tampaknya kedua insan ini telah terkena panah cinta karena setiap hari saling merindukan satu sama lain.
Singkat cerita, mereka jadi sering melakukan pertemuan di bukit itu dan akhirnya berikrar menjadi sepasang kekasih. Setiap hari dari pagi menjelang sore keduanya sering bercengkrama di bukit itu. Bukit tersebut merupakan bukit yang ditumbuhi rimbunan pohon pinus. Ketika telah tersampaikan hasrat hatinya maka berpisahlah keduanya untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
|Baca Juga: Tokoh Batak Tuan MH Manullang Sejatinya Pahlawan Nasional
Orang tua si gadis melihat banyak perubahan pada anak diri gadisnya yang sering melamun dan tersenyum-senyum sendiri. Bahkan sudah sekian lama sang gadis tak pernah lagi mau disuruh untuk pergi ke ladang membantu orang tuanya. Akhirnya timbul lah kecurigaan dalam hatinya tentang kelakuan anaknya tersebut.
Dengan rasa penasaran orang tua si gadis mengikuti kemana perginya si anak secara diam-diam. Betapa terkejutnya orang tua si gadis mengetahui si anak berhubungan dengan orang asing dan tak dikenal. Maka murkalah si orangtua tersebut, kemudian dengan paksa membawa anaknya pulang sehingga membuat si pemuda terkejut.

Sejak saat itu sang gadis di kurung orang tuanya di rumah dan tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa seizin orang tuanya dan tanpa ditemani saudaranya. Orang tua si gadis berniat menikahkan si gadis dengan sepupu dekatnya.
Baca halaman Selanjutnya