Suku Batak merupakan salah satu suku besar di Indonesia yang memiliki populasi terbesar ketiga setelah Jawa dan Sunda. Dengan kekayaan budaya yang khas—mulai dari bahasa dan aksara Batak, sistem kekerabatan tarombo, falsafah dalihan natolu, hingga seni dan musiknya—masyarakat Batak dikenal sebagai kelompok yang berperan penting dalam perkembangan bangsa. Di tengah kemajuan zaman, orang Batak tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga berkontribusi dalam organisasi sosial, keagamaan, dan kebudayaan yang berpengaruh hingga tingkat internasional.
Kehadiran organisasi-organisasi Batak bukan hanya sebatas wadah kebersamaan, melainkan juga instrumen untuk menjaga martabat, memperkuat solidaritas, dan memperluas peran orang Batak di kancah nasional maupun global. Berikut adalah lima organisasi Batak paling berpengaruh di Indonesia dan dunia: Horas Bangso Batak (HBB), Pemuda Batak Bersatu (PBB), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Forum Batak Intelektual (FBI), dan Batak Center.
1. Horas Bangso Batak (HBB)

Horas Bangso Batak (HBB) lahir sebagai organisasi kemasyarakatan dengan tujuan menyatukan seluruh komunitas Batak tanpa membeda-bedakan agama maupun marga. Landasan organisasi ini berakar pada falsafah Dalihan Natolu, Pancasila, dan UUD 1945. HBB ingin memastikan nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan, dan kekeluargaan tetap hidup dalam masyarakat Batak, sekaligus menjaga harkat martabat bangsa Batak di Indonesia maupun di dunia.
Organisasi ini terbentuk secara de facto pada 28 Juni 2018, kemudian memperoleh pengesahan resmi dari Kementerian Hukum dan HAM RI pada tahun yang sama. Kepengurusan periode 2019–2024 dipimpin oleh Lamsiang Sitompul, SH, MH sebagai Ketua Umum, didampingi Luhut Situmorang, SH sebagai Sekretaris Umum, serta Nurlinda Simanjorang, SH, SpN, MKn sebagai Bendahara Umum. HBB aktif dalam berbagai kegiatan sosial, advokasi, dan pengembangan budaya, serta ikut mendukung pariwisata Danau Toba sebagai destinasi unggulan dunia. Dengan jangkauan kepengurusan di berbagai provinsi, HBB menjadi salah satu motor penggerak penting persatuan Batak.
2. Pemuda Batak Bersatu (PBB)

Pemuda Batak Bersatu (PBB) bermula dari komunitas kecil perantau Batak di Bekasi yang menamakan diri “Satahi Sapartinaonan” (satu rasa, satu jiwa). Seiring perkembangan, komunitas ini resmi menjadi ormas Pemuda Batak Bersatu pada Oktober 2019 dengan badan hukum yang diakui pemerintah. Prinsip utama mereka adalah Satu Rasa, Satu Jiwa – NKRI Harga Mati, sebuah komitmen kuat untuk memperkokoh persaudaraan antar-pemuda Batak.
Sejak berdirinya, PBB berkembang pesat hingga tersebar ke berbagai provinsi di Indonesia. Organisasi ini dipimpin oleh Lambok F. Sihombing, S.Pd sebagai Ketua Umum pertama. PBB dikenal aktif dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial, donor darah, dan program kemanusiaan lainnya. Mereka juga kerap bersuara lantang terkait isu-isu kebudayaan dan kearifan lokal Batak. Misalnya, PBB pernah menolak rencana menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata syariah, dengan alasan menjaga identitas dan budaya asli Batak.
3. Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah organisasi keagamaan terbesar di kalangan Batak sekaligus gereja Protestan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. HKBP berdiri pada 7 Oktober 1861 melalui misi RMG dari Jerman. Dengan jemaat mencapai lebih dari 6,5 juta jiwa, HKBP menempati posisi ketiga organisasi keagamaan terbesar di Indonesia setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
HKBP memiliki struktur kepemimpinan yang dipimpin seorang Ephorus. Pada periode 2020–2024 jabatan ini dipegang oleh Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, sebelum kemudian dilanjutkan oleh Pdt. Victor Tinambunan pada 2024. Gereja ini berkantor pusat di Pearaja, Tarutung, Sumatra Utara, dan memiliki ribuan gereja cabang di seluruh Indonesia serta luar negeri, termasuk di Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan Eropa. HKBP bukan hanya berperan dalam bidang rohani, tetapi juga aktif di pendidikan, sosial, dan pelestarian budaya Batak melalui liturgi dan musik.
4. Forum Batak Intelektual (FBI)

Forum Batak Intelektual (FBI) resmi berdiri pada 24 Juli 2020 dengan tujuan menghimpun potensi intelektual orang Batak dari berbagai profesi, termasuk akademisi, profesional, dan pengacara. Dengan semangat “Kuat, Tegas, Berani, Batak Bermartabat, NKRI Harga Mati”, FBI berkomitmen menjadi wadah strategis untuk memperjuangkan aspirasi orang Batak dalam pembangunan bangsa.
Di bawah kepemimpinan Leo Situmorang, SH, MH, FBI berkembang pesat dan telah memiliki cabang di lebih dari 10 provinsi. Selain berdiskusi dan mengadakan seminar, FBI juga bergerak di bidang advokasi hukum, membantu masyarakat Batak yang menghadapi masalah hukum. Dengan basis intelektual, FBI berperan sebagai jembatan dialog antara komunitas Batak, pemerintah, dan masyarakat luas. Perannya semakin penting dalam memperkuat citra orang Batak sebagai komunitas yang kritis, cerdas, dan bermartabat.
5. Batak Center (Pusat Habatakon)

Batak Center atau Pusat Habatakon didirikan pada 18 Agustus 2018 oleh 136 tokoh Batak lintas sub-suku, termasuk Toba, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Simalungun. Organisasi ini lahir dari kegelisahan akan semakin memudarnya nilai-nilai luhur habatakon, seperti filosofi Dalihan Natolu, bahasa Batak, dan semangat gotong-royong. Salah satu penggagasnya, Bonar L. Simangunsong, pernah memimpin seminar nasional tentang habatakon dan Pancasila pada 1995 yang menginspirasi lahirnya Batak Center.
Berlandaskan Pancasila, UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat Sumpah Pemuda 1928, Batak Center memiliki visi mewujudkan masyarakat Batak Raya yang beriman, bermoral, cerdas, dan berbudaya. Organisasi ini rutin menyelenggarakan kegiatan budaya, penelitian, serta event publik seperti Ulos Fest untuk memperkenalkan warisan Batak ke dunia. Batak Center juga menjalin kerjasama dengan lembaga nasional dan internasional, menjadikannya motor pelestarian budaya Batak di era globalisasi.
Keberadaan lima organisasi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Batak berperan penting dalam kehidupan sosial, budaya, keagamaan, hingga intelektual di Indonesia. Meskipun memiliki fokus yang berbeda, semuanya memiliki tujuan sama: menjaga identitas Batak, memperkuat solidaritas, dan berkontribusi bagi bangsa serta dunia. Dari HBB yang menegakkan persatuan, PBB yang menumbuhkan semangat muda, HKBP yang menjaga iman, FBI yang mengedepankan intelektualitas, hingga Batak Center yang melestarikan budaya, semuanya menjadi bukti bahwa orang Batak bukan hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga siap bersaing di tingkat global.
Jangan ketinggalan berita terkini dan konten menarik dari Batakita!
Dukung Kami:
Belajar jadi mudah dan praktis!
Temukan eBook berkualitas di www.platihan.id dan upgrade kemampuanmu!

