
Perempuan asal Sumatera Utara tak hanya dikenal karena kecerdasannya, tetapi juga karena keteguhan dan keberaniannya. Di lingkungan militer dan kepolisian Indonesia—yang selama ini didominasi kaum pria—beberapa perempuan berdarah Batak berhasil menembus batas tersebut dan meraih pangkat jenderal. Mereka bukan hanya simbol kebanggaan bagi suku Batak, tetapi juga panutan nasional dalam hal kepemimpinan, integritas, dan dedikasi. Berikut adalah sosok-sosok jenderal wanita dari Tanah Batak yang menorehkan prestasi gemilang di TNI dan Polri hingga tahun 2025.
1. Irjen Pol (Purn.) Basaria Panjaitan
Basaria Panjaitan merupakan polisi wanita (Polwan) pertama yang meraih pangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen) di Indonesia. Ia dikenal luas saat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2015–2019. Sebelum memasuki KPK, Basaria telah malang melintang di dunia kepolisian dengan menduduki berbagai jabatan penting seperti Kepala Biro Logistik Polri, Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau, hingga Sahlisospol Kapolri.
Berpangkat dua bintang, Basaria menjadi pelopor bagi para Polwan di Indonesia. Ia juga merupakan perempuan Batak pertama yang memimpin lembaga penegak hukum sekelas KPK. Basaria merupakan lulusan Sepamilsukwan Polri tahun 1983 dan meraih gelar Magister Hukum Ekonomi dari Universitas Indonesia. Karier dan keberaniannya menjadikannya tokoh penting dalam sejarah perempuan di institusi Polri.
2. Brigjen TNI (Purn.) Nurhajizah Marpaung
Nama Nurhajizah Marpaung dikenal sebagai salah satu srikandi TNI AD dari korps hukum (Chk). Ia meraih pangkat Brigadir Jenderal TNI pada 17 Agustus 2011 dan merupakan wanita keenam di lingkungan TNI AD yang mencapai pangkat tersebut. Di akhir masa dinas militernya, ia menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Kementerian Pertahanan RI.
Usai pensiun, Nurhajizah tidak berhenti mengabdi. Ia mencetak sejarah dengan menjadi Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2017–2018. Lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) ini juga meraih gelar Magister dan Doktor Hukum. Kepiawaiannya dalam hukum militer dan transisinya ke dunia pemerintahan menunjukkan kiprah wanita Batak yang serba bisa.
3. Brigjen TNI (Purn.) Dr. Tama Ulinta Tarigan
Tama Ulinta Tarigan adalah satu-satunya wanita yang menjabat sebagai Hakim Agung militer di Mahkamah Agung RI hingga tahun 2025. Ia memulai karier sebagai hakim militer sejak 1993 dan menduduki berbagai jabatan strategis seperti Wakil Kepala Pengadilan Militer Utama, dan Kepala Pengadilan Militer di Medan, Palembang, serta Jakarta.
Berpangkat Brigadir Jenderal TNI dari Korps Hukum AD, Tama Tarigan dikenal sebagai sosok cerdas dan berintegritas. Ia meraih gelar Sarjana, Magister Kenotariatan, dan Doktor Hukum dari Universitas Trisakti. Dedikasinya sebagai penegak hukum internal TNI menjadikannya teladan nasional, dan ia merupakan kebanggaan warga Batak Karo yang menginspirasi banyak perempuan di bidang hukum dan militer.
4. Brigjen TNI (Purn.) Tetty Melina Lubis
Tetty Melina Lubis adalah perempuan berdarah Mandailing yang sukses meniti karier di lingkungan TNI AD hingga menduduki jabatan bergengsi sebagai Direktur Hukum Angkatan Darat (Dirkumad) pada 2020–2023. Ia juga pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Korps Wanita TNI AD serta Staf Ahli Kasad.
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Jambi ini menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar doktor dari Universitas Jayabaya. Tetty dikenal sebagai perempuan tangguh yang menyeimbangkan perannya sebagai pemimpin hukum dan pembina Korps Wanita Angkatan Darat. Ia menjadi contoh nyata bahwa gender bukan penghalang untuk mengabdi dalam struktur militer tertinggi.
Keempat tokoh wanita berdarah Batak ini telah membuktikan bahwa perempuan dapat berdiri sejajar dalam sistem pertahanan dan keamanan negara. Mereka adalah simbol kecerdasan, keberanian, dan dedikasi tinggi—baik di lapangan, ruang sidang militer, maupun lembaga penegak hukum. Kehadiran mereka tidak hanya menginspirasi generasi muda Batak, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk terus berkarya dan memimpin di sektor-sektor yang selama ini dianggap maskulin. Mereka bukan sekadar jenderal, melainkan pahlawan zaman modern yang membawa semangat Tanah Batak ke kancah nasional.
Jangan ketinggalan berita terkini dan konten menarik dari Batakita!
Dukung Kami:
Belajar jadi mudah dan praktis!
Temukan eBook berkualitas di www.platihan.id dan upgrade kemampuanmu!
