Mengenal Samosir, pulau di tengah Danau Toba, tak sebatas legenda, wisata, dan ulos saja. Camilan khasnya patut jadi informasi wajib jika berkunjung ke kabupaten di Sumatra Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki kacang sihobuk, maka Samosir punya kacang rondam. Secara proses, tak jauh beda dengan kacang sihobuk, hanya kacang rondam memerlukan waktu lebih singkat dalam merendam kacang, dua sampai tiga jam saja.
Perendaman kacang dengan pasir saat proses sangrai menjadi asal mula kacang khas Samosir ini bernama kacang rondam.
Kacang ini sudah dibungkus dalam bentuk kemasan yang sangat simple dan memiliki tiga ukuran, kecil, sedang, dan besar. Sangat mudah untuk menemukan produk kuliner ini bila sudah tiba di Kota Pangururan, baik di sentra tempat pembuatan produk tersebut bahkan di warung-warung terdekat atau di gallery hotel-hotel yang ada di Kabupaten Samosir.
Mengolah kacang tanah menjadi penganan cemilan sudah sejak lama menjadi sumber ekonomi keluarga para perajin tersebut. Proses pengolahannya yang tergolong khas dan unik untuk menghasilkan cemilan kacang yang garing, renyah dan gurih.
Kacang tanah pilihan yang langsung dibeli dari petaninya dibuat dengan cara menggoreng tanpa minyak goreng. Mencuci dengan air bersih, merondam (me-rendam) serta mengeringkan atau menjemur untuk siap di gongseng.
Nama “Rondam” konon juga berasal dari me-rondam kacang dengan pasir. Pada saat penggongsengan kacang dicampur dengan pasir dan digongseng di atas api yang membara dengan pengaturan suhu yang tinggi dan stabil serta merata agar tidak gosong.
Memasuki Pangururan, Ibu Kota Samosir, banyak toko yang memajang kacang rondam. Setidaknya, ada produsen: UD Mars, UD Sarima, UD Lambok.
Para produsen kacang rondam yang terkenal dengan kemasan koran menjalankan usaha turun temurun. Sebut saja, Enita Simbolon, generasi kedua UD Mars, yang melanjutkan usaha sang ayah yang sudah berdiri sejak 48 tahun silam. Begitu juga dengan Asini Rohana Pakpahan, yang meneruskan UD Lambok yang opung atau kakeknya rintis sejak 1960-an.
Untuk menghasilkan citarasa gurih manis, pemrosesan kacang garing ini tak sembarangan. Kualitas kacang menjadi faktor penentu rasa saat proses pengolahan. Kacang tanah haruslah yang memiliki tiga biji.
Dan, kacang rondam menjadi sumber ekonomi sebagian warga di Pangururan. Mulai dari produsen hingga pemilah kacang.
Liburan sekolah dan hari raya keagamaan menjadi masa panen para produsen kacang rondam. Di hari biasa, masyarakat Samosir biasa mengkonsumsi kacang rondam sebagai camilan yang menemani mereka saat bercengkrama.
Untuk penjualan kacang rondam, baru sebatas di wilayah Samosir dan sekitarnya. Selain memajang produk di toko mereka, para produsen juga menyuplai ke toko-toko di Samosir. Pemasaran online pun tak luput mereka gunakan, tapi baru sebatas melalui Facebook.
Untuk harga, kacang rondam terbilang sangat terjangkau, mulai Rp 15.000 untuk ukuran kecil hinggaRp 350.000 untuk kaleng seberat enam kilogram. Harga produk di tiap produsen kacang rondam pun tidak ada perbedaan.
FOLLOW US
Baca artikel menarik lainnya di – batakita.com
sumber : ninna.id