Suku Batak mempunyai rumah adat yang disebut sebagai rumah Gorga atau rumah Bolon. Rumah bolon pada awalnya adalah istana yang pada saat itu ditempati para raja, dari mulai raja pertama hingga pada raja terakhir Sumatera Utara. Raja pertama yang membangun rumah bolon adalah Tuan Rahalim. Tetapi pada saat tahun 1947 kekuasaan dari kerajaan Batak telah berakhir, hal tersebut dikarenakan memang kerajaan sudah tidak diakui lagi. Sehingga pada raja terakhir yakni Raja Mogang yang sekaligus menjadi pewaris rumah bolon mengerahkan rumah tersebut ke pemerintah daerah Sumatera Utara.
Pada akhirnya bangunan tersebut telah resmi diakui menjadi rumah adat Sumatera Utara. Saat ini rumah adat Batak dihuni oleh 5 hingga 6 keluarga.
CIRI KHAS RUMAH ADAT BOLON
- Desain Rumah Adat Bolon
Rumah bolon mempunyai desain yang terdiri dari dua bangunan utama. Yakni pada bangunan yang pertama disebut dengan rumah (bangunan tempat tinggal) dan yang kedua dinamakan sopo (lumbung padi).
Rumah balon mempunyai bentuk persegi empat dengan model bangunan seperti panggung. Rumah ini dibentuk dengan tinggi hingga 1,75 meter dari permukaan tangga.
Rumah bolon merupakan bangunan yang cukup tinggi, sehingga diperlukan tangga. Hal tersebut bertujuan agar para penghuni rumah dan juga tamu dapat masuk kedalam rumah dengan mudah. Tangga tersebut biasanya akan diletakkan pada bagian tengah rumah.
2. Pondasi Rumah Adat Bolon
rumah adat Batak ini menggunakan pondasi dengan tipe cincin, yakni tipe yang menjadikan batu sebagai tumpuan kolom lagu yang ada di atasnya. Batu tersebut digunakan pada bagian dasarnya, batu yang digunakan adalah batu ojahan.
Dimana nantinya, di atas batu ojahan dengan struktur yang fleksibel akan diletakkan tiang dengan diameter mencapai 42 cm hingga 50 cm.
Desain tersebut dapat membantu rumah agar bisa tahan terhadap gempa, bukan hanya itu terdapat juga 18 tiang rumah yang mempunyai filosofi kebersamaan dan juga kekuatan.
3. Atap Rumah Adat Bolon
Rumah adat Batak mempunyai atap yang terbuat dari bahan material ijuk dan daun rumbia, bahan alami tersebut sangat mudah ditemukan pada wilayah Sumatera.
Bagian atap rumah adat Batak mempunyai desain seperti pelana kuda atau punggung kerbau. Desain tersebut dibuat dengan tujuan membantu dalam menghalau terpaan angin kencang.
Atap rumah adat Batak juga mempunyai bentuk yang lancip pada bagian depan dan juga pada bagian belakangnya. Bagian depan atap sengaja dibuat dengan bentuk yang lebih panjang daripada bagian belakangnya.
4. Ukiran Rumah Adat Bolon
Pada rumah adat Batak juga dihiasi oleh beragam ukuran yang mempunyai makna. Ukiran tersebut disebut sebagai gorga. Ukiran ini dapat ditemukan pada bagian luar dan juga bagian dalam rumah. Gorga berbentuk cicak. Hewan cicak merupakan hewan yang menggambarkan bahwa suku Batak dapat hidup dan juga beradaptasi dimanapun mereka berada. Meskipun suku Batak jauh dari tanah asalnya, mereka tetap menjalin persaudaraan dengan sesama sukunya.
5. Dinding Rumah Adat Bolon
Dinding yang ada pada rumah adat Batak ini dibuat secara hati-hati, hal tersebut dikarenakan dinding mempunyai posisi yang miring untuk mempermudah angin dari kuat masuk ke dalam ruangan.
Dinding akan diikat dengan menggunakan tali pengikat, tali pengikat tersebut dinamakan ret-ret yang terbuat dari ijuk dan rotan. Ret-ret nanti akan diikat dengan pola yang menyeru menyerupai dua kepala hewan cicak yang bertolak belakang.
Cicak mempunyai makna sebagai penjaga rumah, sedangkan kepala yang bertolak belakang mempunyai makna bahwa setiap penghuni rumah mempunyai peran yang sama dan saling menghormati.
6. Bagian Rumah Adat Bolon
Rumah adat Batak juga terbagi menjadi tiga bagian. Berikut ini merupakan penjelasan bagian-bagiannya!
- Bagian bawah atau yang disebut dengan Tombara. Bagian ini merupakan bagian bawah yang digunakan untuk tempat menyimpan hewan, baik itu ayam, kuda, hingga kerbau.
- Bagian tengah atau yang disebut dengan Tonga. Tonga merupakan bagian tengah atau badan dari rumah. Bagian ini digunakan sebagai tempat penghuninya beraktivitas sehari-hari.
- Bagian atas rumah atau disebut dengan Ginjang.
Filosofi Rumah Adat Bolon
Terdapat berbagai makna kehidupan pada rumah adat Batak. Berikut ini beberapa filosofi yang ada pada rumah bolon!
- Pondasi rumah yang kokoh melambangkan bahwa masyarakat suku Batak akan selalu bersama-sama dalam menghadapi beban berat.
- Tiang penyangga rumah atau yang disebut dengan ninggor melambangkan kejujuran dari setiap warga sekitar
- Atap rumah atau disebut dengan Songsong boltok, bermakna yakni agar ketika ada sikap yang kurang berkenan dadi pemilik rumah, maka sebaiknya disimpan dalam hati.
- Lantai rumah yang mempunyai makna kehidupan
- Bagian bawah rumah yang mempunyai makna tentang mengingat manusia akan kematian.
- Bagian tengah yang menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari
- Bagian atas yang bermakna dunia para dewa.
- Pola ret-ret yang melambangkan bahwa kehidupan manusia sehari-hari akan hidup saling membutuhkan.
- Hal yang menarik pada masyarakat suku Batak Toba adalah dimana mereka selalu membuang kotoran melalui telaga yang biasanya terletak di dekat tungku. Hal tersebut ternyata mempunyai makna yakni untuk menghilangkan segala keburukan di dalam rumah dan menghilangkan setiap perbuatan buruk dari penghuninya.
- Pada bagian rumah juga terdapat panggung yang mempunyai ukuran kecil. Panggung tersebut digunakan untuk menyimpan hasil panen, tempat ini juga mempunyai makna harapan kepada Sang Pencipta agar penghuni rumah senantiasa dilimpahkan rezeki
Fakta Rumah Adat Batak: Rumah Bolon
· Tempat tinggal para raja
· Bukan sekadar rumah
· Memiliki beragam jenis
· Memiliki bahan dasar kayu
· Dapat ditempati oleh lebih dari satu keluarga
https://www.romadecade.org/rumah-adat-batak/#!
https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-batak-31727