Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 – 40 LU, 980 – 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. Provinsi Sumatera Utara terletak pada 10-40 Lintang Utara dan 980 1000 Bujur Timur, yang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan, secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan. Dengan daerah yang sangat luas, terdapat beragam-ragam suku yang ada di daerah Sumatera Utara. Penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli Sumatera Utara, penduduk asli pendatang dan penduduk asing. Yang termasuk penduduk asli ialah: suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Fak-fak/Dairi, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Golongan pribumi pendatang adalah suku: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Penduduk Sumatera Utara sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani dan lainnya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya.
Susunan masyarakat di daerah Sumatera Utara adalah berdasarkan genealogis-teritorial atau suatu keturunan daerah dan wilayah, misalnya suku Batak Toba, Mandailing dan Nias. Sedangkan di wilayah Sumatera Timur atau Melayu adalah berdasarkan teritorial. Bila ditinjau dari kekerabatan dari segi garis keturunannya, maka suku Batak dan Nias adalah patrinileal yaitu garis keturunan yang dipandang dari garis keturunan Batak, dan suku Melayu adalah parental, yaitu garis keturunan yang dipandang dari kedua belah pihak, bapak dan ibu. Kelompok kekerabatan Nias disebut Sangabato yakni keluarga batih dan keluarga luas yang disebut sangabato sehua. Gabungan dari sangabato sehua dari satu leluhur disebut mado yang dapat disamakan dengan marga pada suku Batak, yakni klen besar patrilokal.
SUKU BATAK ANGKOLA
Suku batak diberi nama oleh raja saat itu yang memerintah yaitu Rajendra Kola. Nama Angkola sendiri yaitu nama yang di dapat dari nama sungai angkola. Suku batak angkola mempunyai beberapa batak yang dikenal atau berasal dari batak angkola marga-marga tersebut ialah Rambe, Harahap, Daulay, Ritonga, Tanjung, Hasibuan, Hutashut, Nasution, Lubis dan Siregar. Bahasa batak angkola mirip dengan suku batak lainnya yaitu suku batak Mandailing dan suku batak toba, hal ini karena suku-suku tersebut hidup bersama. Perbedaan hanya pada beberapa kosa kata dan logat saat berbicara. Suku batak angkola logatnya terkesan lebih lembut dibandingkan suku batak toba, tetapi logatnya terdengar lebih tegas dibandingkan dengan batak Mandailing.
SUKU BATAK KARO
Suku Batak Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar di Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo. Suku batak karo berada di dataran tinggi karo, Deli Hulu, Langkat Hulu dan di beberapa bagian di daerah Dairi. Wilayah-wilayah tersebut sekarang ini termasuk kedalam kabupaten Karo. Kabupaten Karo mempunyai luas 5.000 km persegi dengan jumlah populasi batak karo sekitar 300.000 orang. Batak karo juga mempunyai berbagai marga seperti halnya suku batak lain, marga dalam batak karo yaitu, Karo-karo, Ginting, Tarigan Sembiring Perangin-angin.
SUKU BATAK MANDAILING
Batak Mandailing merupakan suku batak yang mendiami Sumatera Utara di beberapa daerah seperti Mandailing Natal, Labuhanbatu, Padang Lawas Utara, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Asahan dan Batubara. Nama Suku ini diambil dari kata Mandala dan holing, kedua kata tersebut dulunya ialah sebuah wilayah kerajaan Kalingga, sebuah kerajaan yang berdiri sebelum kerajaan Sriwijaya. Marag suku batak mandailing yang diakui ada 15 yaitu, Batubara, Hutasuhut, Rangkuti, Hasibuan Pane, Pohan, Daulay, Siregar, Dalimunthe, Lubis, Nasution, Marbun, Harahap, Pulungan, dan Matondang.
SUKU BATAK PAKPAK
Suku Pakpak atau lazim juga disebut Batak Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatra Indonesia. Konon suku batak pakpak berasal dari kerajaan Chola yang pernah menyerang kerajaan Sriwijaya pada abad 11 Masehi dan meninggali daerah tersebut. Suku batak Pakpak banyak terdapat di kabupaten Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan dan kabupaten Dairi. Selain kelompok masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai suku Batak Pakpak di wilayah ini, sebenarnya terdapat suatu komunitas lain yang menyebut diri mereka sebagai suku Batak Dairi. Tapi menurut orang Pakpak bahwa orang Dairi itu adalah orang Pakpak juga, karena menurut orang Pakpak istilah Dairi adalah nama pemberian dari Pemerintah Hindia Belanda pada saat berkuasa di Tanoh Pakpak, yaitu “Dairi Landen” atau Tanah Dairi.
SUKU BATAK SIMALUNGUN
Suku batak Simalungun juga mempunyai kabupaten sendiri seperti karo yaitu kabupaten Simalungun, oleh karena itu banyak batak simalungun yang tinggal di daerah tersebut. Selain di kabupaten simalungun, suku ini juga banyak tinggal di kotamadya Pematangsiantar. Batak Simalungun adalah salah sub Suku Bangsa Batak yang tidak kekurangan di provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan lebih kurangnya. Sebagian sumber mencetuskan bahwa leluhur suku ini bersumber dari kawasan India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam sebagian kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kesudahan marga marga (nama keluarga) tersebut dibentuk menjadi 4 marga luhur di Simalungun.
SUKU BATAK TOBA
Suku Batak Toba adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, berasal dari wilayah Pulau Sumatera. Suku ini merupakan bagian dari orang Batak. Beberapa tempat yang menjadi bagian dari Suku Batak Toba adalah Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Dairi, Samosir dan sekitarnya. Pada masa kerajaan Batak dalam pemerintahan Sisingamangaraja, kerajaan Batak dibagi menjadi empat wilayah. Setiap wilayah disebut dengan Raja Maropat. Sesuai dengan namaya suku batak toba banyak terdapat di daerah danau toba, Dataran Tinggi danau Toba, Sibolga, Barus, pulau Samosir, Silindung hingga ke daerah Bukit Barisan Habinsaran yang ada di Sumatera Utara.
SUKU MELAYU
Tak hanya suku Batak yang mendiami Sumatera Utara, suku seperti Melayu juga ada. Suku Melayu Langkat merupakan orang Melayu yang banyak tinggal di daerah pesisir timur Sumatera, dari daerah langkat hingga Labuhan Batu. Dari daerah pantai hingga perbukitan dekat pegunungan Bukit Barisan. Suku Melayu Langkat juga banyak bertempat tinggal di kota medan, tebing tinggi, binjai, tanjung balai dan binjai. Beberapa juga ada yang tinggal di deli Serdang, Asahan, Langkat, serta Labuhan Batu yang ada di provinsi Sumatera Utara. Di daerah-daerah tersebut mereka pun hidup secara berbaur dengan suku-suku lain seperti suku Batak Toba, suku Batak Karo, Simalungun, Batak Mandailing, Nias, Minangkabau, Aceh, dan suku lainnya.
SUKU NIAS
Suku Nias merupakan suku yang mendiami pulau yang berada di sebelah barat Sumatera yaitu pulau Nias. Masyarakat Nias menyebut dirinya dengan sebutan Ono Niha yang mempunyai arti anak manusia, dan menyebut tanah mereka dengan sebutan Tano Niha atau tanah manusia. Salah satu yang paling terkenal dari nias adalah tradisi lompat batu atau biasa disebut dengan fahombo atau hombo batu. Sangat banyak bukan suku-suku yang ada di Sumatera Utara, selain sukunya yang banyak provinsi satu ini juga mempunyai beragam budaya yang sangat unik seperti tarian adat Sumatera Utara.
SUMBER
1.https://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/#:~:text=Penduduk%20Sumatera%20Utara%20menurut%20golongan,%2C%20Mandailing%2C%20Pesisir%20dan%20Nias.
2.https://neprona.com/suku-di-sumatera-utara/
3.http://planetbatak.blogspot.com/2013/07/suku-batak-pakpak.html
4.http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Suku-Simalungun_43274_p2k-unhamzah.html
5.https://sumut.idntimes.com/science/discovery/masdalena-napitupulu-1/4-hal-yang-perlu-kamu-tahu-soal-etnis-batak-toba/2