T
ari Tortor merupakan tarian tradisional Provinsi Sumatera Utara, yaitu tepatnya dari Suku Batak Toba. Selain sebagai tarian, Tari Tortor juga berfungsi sebagai sarana masyarakat Batak dalam menyampaikan harapan, doa, dan memohon perlindungan. Oleh karena itu, Tari Tortor menjadi bagian penting dalam setiap upacara adat yang memiliki kesakralan tertentu, seperti kematian, penyembuhan, panen, dan sebagainya. Sejak tahun 2013, Tari Tortor sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Sumatera Utara.
Berikut beberapa fakta menarik yang harus diketahui terkait Tari Tortor:
1. Salah Satu Tarian Tertua di Indonesia
Tari Tortor termasuk salah satu tarian tua yang ada di Indonesia. Konon, tarian ini sudah ada sejak zaman purba dahulu. Namun pendapat yang menyebut Tari Tortor sudah ada sejak zaman purba masih diragukan sejumlah pakar mengingat tidak banyak bukti yang menguatkannya. Sebaliknya, para pakar tersebut memperkirakan tarian ini sudahh ada sekitar abad ke-13 Masehi. Pada awal kemunculannya, Tari Tortor bukan suatu tarian, melainkan sebagai pelengkap gondang atau uning-uningan yang berdasarkan falsafah adat.
Seperti pada upacara-upacara adat di Mandailing, dimana uning-uningan dibunyikan (margondang), akan selalu dilengkapi dengan acara manortor. Sehingga, manortor atau pertunjukan Tortor ini dulu hanya untuk upacara adat yang sakral, serta sebagai sebuah persembahan bagi roh leluhur. Namun manortor ini kemudian dimodifikasi sedemikian rupa hingga menarik minat orang banyak dan menjadi tarian.
2. Jati Diri Suku Batak
Tari Tortor bukan sekadar tarian untuk hiburan belaka. Lebih dari itu, tarian ini sudah membudaya dan menjadi salah satu jati diri Suku Batak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tari Tortor memiliki tempat dan kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat Batak.
Buktinya Tari Tortor akan dipentaskan dalam setiap pelaksanaan adat Batak, baik yang bersifat kesedihan maupun sukacita. Bagi masyarakat Batak, Tari Tortor tidak hanya bernilai budaya namun juga memiliki nilai spiritual. Melalui Tari Tortor, masyarakat Batak menyampaikan apapun yang ingin disampaikan, seperti doa, pengharapan, dan sebagainya.
3. Memiliki 3 Fungsi
Lihat Foto Tari Tortor sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Sumatera Utara(Kemdikbud.go.id) Seperti disebutkan sebelumnya, Tari Tortor dahulu memiliki fungsi sebagai sarana ritual keagamaan.
Namun fungsi itu kini telah bergeser, yaitu lebih menjadi sarana komunikasi sesama masyarakat. Secara umum fungsi Tari Tortor dibagi dalam 3 peruntukan, yaitu Tortor Pangurason, Tortor Sipitu Cawan, dan Tortor Tunggal Panaluan.
Berikut penjelasan ringkas tiga fungsi Tari Tortor tersebut: – Tortor Pangurason berfungsi sebagai sarana pembersihan. Taria ini biasanya dilaksanakan sebelum pesta besar, dengan harapan agar pesta itu berjalan lancar. – Tortor Sipitu Cawan atau tujuh cawan merupakan tarian yang biasa dipentaskan dalam acara penobatan Raja Batak.
Tortor Sipitu Cawan ini mengisahkan tentang turunnya tujuh putri kahyangan ke Gunung Pusuk Bukhit untuk mandi. – Tortor Tunggal Panaluan merupakan tarian yang dipentaskan para dukun dalam ritual yang diselenggarakan setelah terjadinya musibah.
4. Gerakan Ditentukan Gerak Tubuh
Tari Tortor memiliki beragam gerakan dengan nama yang berbeda-beda, dan masing-masing nama ditentukan oleh gerak tubuh.
Berikut macam-macam gerakan Tari Tortor:
– Pangurdot, yaitu gerakan Tari Tortor yang menggunakan seluruh anggota badan.
– Pangeal, yaitu gerakan yang melibatkan bagian pinggang hingga kepala, namun berat tubuh bertumpu pada telapak kaki.
– Pandenggal, yaitu gerakan gemulai anggota tubuh secara keseluruhan. – Siangkupna, yaitu gerakan yang difokuskan pada bagian leher, dan diselaraskan dengan gondang dan urdot. – Hapunann, yaitu ekspresi yang ditampilkan oleh penari Tortor, dan mewakili suasana dalam pementasan.
5. Diiringi oleh Magondangi
Sebagaimana layaknya tarian pada umumnya, Tari Tortor juga diiringi oleh musik tradisional. Adapun musik tradisional yang mengiringi Tari Tortor disebut dengan magondangi, yaitu berbagai alat musik khas Sumatera Utara.
Alat-alat musik ini antara lain gondang, ogung, oloan, sarune, gordang, ihuton, panggora, doal, hesek, dan taganing. Salah satu keunikan Tari Tortor terletak pada penggunaan gondang yang jumlah ada sembilan, sehingga dikenal dengan istilah gondang sembilan.
Some Useful links
Totam elit laboris? Eu donec consectetuer litora adipisci praesent convallis augue
Tags Cloud
adat adat batak BATAK batak toba BERASTAGI BUDAYA budaya batak Danau Toba Deli Serdang destinasi Destinasi Wisata destinasi wisata medan food KARO kebudayaan batak kota medan KULINER kuliner medan Langkat liburan makanan makanan medan MALL mall medan MANDAILING MEDAN NIAS OLEH-OLEH oleh-oleh medan SAMOSIR SEJARAH sejarah batak SIANTAR SIMALUNGUN suku batak sumatera utara SUMUT TARIAN TERHITS terkini TRADISI TRAVEL WISATA wisata medan wisata sumut
Latest Posts
- Jenderal TNI Maruli Simanjuntak: Sosok Militer Berprestasi yang Dipercaya Memimpin Angkatan Darat
- 7 Transportasi Unik untuk Berkeliling Kota Medan
- 10 YouTuber Sumut yang Mendunia Tahun Ini
- Bukit Wisata yang Ada di Danau Toba: Menikmati Panorama Indah Sumatera Utara
- 7 Wisata Bukit di Sekitar Danau Toba, Panoramanya Memanjakan Mata